Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyedihkan, Permukiman Kumuh di Indonesia Seluas 59.000 Hektar

Kompas.com - 28/08/2014, 08:39 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah permukiman kumuh di perkotaan seluruh Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Hingga saat ini mencapai luas sekitar 59.000 hektar.

Hal ini dipandang sebagai ketidakmampuan negara dan pemerintah dalam mengelola hal-hal krusial yakni pemenuhan kebutuhan perumahan (backlog housing) yang terus bertambah hingga mencapai 15 juta unit.

Ketua Umum Ikatan Ahli Perencana Indonesia (IAP), Bernardus Djonoputro, mengungkapkan hal tersebut terkait ketimpangan pasokan dan kebutuhan hunian serta perkembangan perkotaan di Indonesia, kepada Kompas.com, Rabu (27/8/2014).


Menurut Bernardus, untuk mengatasi masalah krusial tersebut, pemerintah harus melakukan pendekatan kedaruratan karena kota akan terus tumbuh secara dinamis dan rumah layak  huni dengan harga terjangkau akan terus dibutuhkan.

"Sayangnya, negara selama ini tidak hadir dan tidak mampu memenuhi kebutuhan rakyatnya. Seharusnya pemerintah fokus pada reformasi pengelolaan perumahan dan perkotaan. Integrasikan program dengan target mengurangi angka kekurangan rumah dan luas daerah permukiman kumuh," papar Bernardus.

Integrasi program dan target dimaksud, kata dia, adalah sistem perkotaan dan metropolitan terpadu,  sehingga pengendalian pembangunan perkotaan dapat berjalan secara terencana (by design) bukan sporadis (by chance) seperti sekarang.

"Pemerintah pusat harus mampu mengelola potensi kemitraan pemerintah-swasta (public private partnership) dan berkoordinasi dengan pemerintah kota dan kabupaten di seluruh Idnonesia," imbuh Berrnardus.

Selain itu, lanjut dia, pemerintah juga harus mengembalikan BUMN penyedia perumahan, dalam hal ini Perumnas kembali kepada khittahnya sebagai penyedia rumah terjangkau dan ujung tombak pembangunan kota baru.

Manajemennya wajib punya visi melayani kebutuhan rakyat dan pemerintahnharus membentuk manajemen bank lahan sebagai unit usaha yang bergulir, dan fokus pada peningkatan nilai tambah.

"Solusi lain dan merupakan salah satu kuncinya mengatasi persoalan permukiman kumuh dan penyediaan rumah rakyat adalah membentuk kementerian perumahan dan pembangunan perkotaan, dengan menyatukan Ditjen Cipta Karya, Ditjen Penataan Ruang dan Puslitbangkim Kementerian PU dengan Kementerian Perumahan Rakyat. Jika ini dilakukan maka, Kementerian PU hanya mengurusi masalah jalan raya dan sumber daya air," pungkas Bernardus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER PROPERTI] Jalan Ini Tak Direkomendasikan bagi Pemudik Tujuan Pelabuhan Ciwandan

[POPULER PROPERTI] Jalan Ini Tak Direkomendasikan bagi Pemudik Tujuan Pelabuhan Ciwandan

Berita
Rumah di Kawasan Penyangga IKN Dijual Mulai Rp 160 Jutaan (I)

Rumah di Kawasan Penyangga IKN Dijual Mulai Rp 160 Jutaan (I)

Perumahan
6,8 Juta Mobil Bakal Lintasi Tol Cipali, Tamer, dan Jombang-Mojokerto saat Mudik Lebaran

6,8 Juta Mobil Bakal Lintasi Tol Cipali, Tamer, dan Jombang-Mojokerto saat Mudik Lebaran

Berita
Catat, Besaran Diskon Tarif Tol saat Mudik Lebaran Maksimal 20 Persen

Catat, Besaran Diskon Tarif Tol saat Mudik Lebaran Maksimal 20 Persen

Berita
Mudik Lebaran, Ada Diskon Tarif Dua Ruas Tol Trans-Sumatera

Mudik Lebaran, Ada Diskon Tarif Dua Ruas Tol Trans-Sumatera

Berita
Rawan Dibobol Maling, Begini Cara Bikin Pintu Garasi Anda Lebih Aman

Rawan Dibobol Maling, Begini Cara Bikin Pintu Garasi Anda Lebih Aman

Tips
113,45 Kilometer Tol Trans-Sumatera Siap Dilintasi Saat Mudik Lebaran

113,45 Kilometer Tol Trans-Sumatera Siap Dilintasi Saat Mudik Lebaran

Berita
Tahun 2024, Astra Infra Masih Fokus Kembangkan Bisnis 'Green Field'

Tahun 2024, Astra Infra Masih Fokus Kembangkan Bisnis "Green Field"

Berita
Catatan Perjalanan Bandung-Cilacap, Jalan Berkelok dan Minim PJU

Catatan Perjalanan Bandung-Cilacap, Jalan Berkelok dan Minim PJU

Berita
Jumat Ini, KA Argo Bromo Anggrek Jajal Kereta Eksekutif New Generation

Jumat Ini, KA Argo Bromo Anggrek Jajal Kereta Eksekutif New Generation

Berita
Hingga Februari 2024, WIKA Raup Kontrak Baru Rp 3,17 Triliun

Hingga Februari 2024, WIKA Raup Kontrak Baru Rp 3,17 Triliun

Berita
Sambut Mudik Lebaran, HK Gelar Apel Siaga di Seluruh Tol Kelolaan

Sambut Mudik Lebaran, HK Gelar Apel Siaga di Seluruh Tol Kelolaan

Berita
Semen Merah Putih Bakal Buka Pabrik di Sumatera, Cek Waktunya

Semen Merah Putih Bakal Buka Pabrik di Sumatera, Cek Waktunya

Berita
Ini Titik yang Perlu Diwaspadai Pemudik saat Melintas Jalan Nasional Nagreg-Tasikmalaya

Ini Titik yang Perlu Diwaspadai Pemudik saat Melintas Jalan Nasional Nagreg-Tasikmalaya

Berita
Meski Jalan Nasional Nagreg-Tasikmalaya Mulus, Hati-hati saat Melintas Malam Hari

Meski Jalan Nasional Nagreg-Tasikmalaya Mulus, Hati-hati saat Melintas Malam Hari

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com