Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama Populasi Tumbuh, Pusat Belanja Bakal Menjamur

Kompas.com - 23/08/2014, 16:29 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Bisnis properti subsektor pusat belanja atau ruang ritel bakal terus menjamur selama densitas populasi tinggi. Ini artinya bisnis pusat belanja memang sangat bergantung pada jumlah penduduk. Terlebih bila komposisi penduduk usia produktif yang menggerakkan ekonomi lebih banyak ketimbang penduduk usia non-produktif.

Demikian Direktur Utama PT Ciputra Surya Tbk., Harun Hajadi, mengutarakan pendapatnya terkait perkembangan pembangunan pusat belanja di tiga kota Surabaya, Medan, dan Makassar, kepada Kompas.com, Sabtu (23/8/2014).

"Kota-kota di Indonesia akan tumbuh, termasuk Surabaya, Medan, dan Makassar. Pertumbuhan terjadi sangat luar biasa. Pasalnya, Indonesia punya lebih dari 140 juta penduduk usia produktif 15 tahun hingga 50 tahun yang berpotensi memutar roda ekonomi. Bonus demografi ini yang kami manfaatkan untuk membangun properti komersial dan juga residensial," papar Harun.

Potensi tersebut akan bertransformasi menjadi modal kuat, kata Harun, sejalan dengan otonomi daerah yang sudah diimplementasikan dengan sangat baik. Kedua hal ini akan memperkuat posisi tawar daerah terhadap investasi yang masuk.

"Kota-kota di daerah bakal punya kekuatan yang semakin meningkat. Mereka membutuhkan produk properti, mulai dari hunian hingga produk properti komersial. Surabaya, Medan, dan Makassar membutuhkan semua itu. Mereka sangat siap bertumbuh," imbuh Harun.

Kesiapan tersebut, kata Harun, terlihat dari pemerintah kota masing-masing yang sangat progresif dalam mengikuti dan menyelesaikan kendala-kendala yang dihadapi pengembang. Selain itu, mereka juga reseptif terhadap ide-ide baru yang berkembang di sektor properti.

Tak mengherankan jika di Medan saja saat ini terdapat 15 pusat belanja sewa dan strata yang sedang dalam tahap konstruksi. Menurut hasil riset Leads Property Indonesia, kelima belas proyek tersebut akan menambah pasokan ruang ritel dalam dua tahun ke depan dan melayani 2,1 juta penduduk Medan.

Sementara di Makassar, saat ini terdapat empat pusat belanja strata dan sewa untuk sekitar 1,3 juta jiwa penduduk. Seluruhnya dikembangkan sebagai bagian dari konsep pembangunan multifungsi (mixed use development).

"Pasar ritel di Makassar terhitung sudah mapan (mature), meskipun harga bergerak terbatas pada kisaran Rp 150.000-Rp 250.000 per meter persegi per bulan," ujar CEO Leads Property Indonesia, Hendra Hartono.

Bagaimana dengan Surabaya?

Menurut Hendra, serupa Jakarta, pasar ritel Surabaya tak kalah marak, dinamis, dan variatif. Pasokan ritel didominasi oleh kelas menengah dan diikuti dengan menengah atas. Surabaya Selatan memiliki jumlah mall  yang cukup banyak dibandingkan dengan daerah lain di ibu kota Jawa Timur ini.

"Namun demikian, harga sewa relatif lebih murah dibandingkan dengan harga sewa pusat belanja di Jakarta yang sudah mencapai sekitar Rp 500.000-Rp 1 juta per meter persegi per bulan di luar biaya perawatan (service charge)," tutur Hendra.

Surabaya saat ini sedang membangun lima pusat belanja sewa yang bakal melayani 3,1 juta penduduk kota, dan 5,6 juta jiwa seluruh kawasan Metropolitan Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan). Serupa Medan, seluruhnya merupakan bagian dari pengembangan konsep mixed use development bersama apartemen, kondotel atau pun hotel.

"Pasar ritel Surabaya, Medan, dan Makassar tumbuh seiring meningkatnya kebutuhan dari para peritel yang melihat potensi pasar ketiganya sangat bagus dan didukung daya beli tinggi. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang di atas rerata pertumbuhan nasional," ungkap Head of Research JLL, Anton Sitorus.

Walhasil, pengembang kaliber Lippo Karawaci, dan Ciputra Group, berani merencanakan, membangun dan membuka ruang-ruang ritel di ketiga kota tersebut dengan nilai investasi triliunan rupiah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com