Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Tahun Pasca Gempa, "Donat Raksasa" Ini Kembali Dibuka

Kompas.com - 19/08/2014, 17:27 WIB
Tabita Diela

Penulis

KOMPAS.com - Fasilitas publik bisa tampak menarik. Hal ini dibuktikan oleh arsitek asal Jepang yang sudah mengantongi Pritzker Prize, Shigeru Ban. Sembari menyediakan wadah berkegiatan bagi masyarakat di sekitarnya, fasilitas publik berupa pusat kegiatan anak-anak di Fukushima, Jepang, ini menyediakan tampilan yang layak disimak.

Fasilitas tersebut bisa kembali dibangun berkat bantuan Voluntary Architects’ Network dan pembiayaan dari perusahaan penyedia barang mewah, LVMH.

Tiga tahun berselang pasca musibah gempa bumi yang menyerang Jepang pada 2011, pusat kegiatan komunitas di Fukushima tersebut kembali berdiri. Fasilitas ini tampak istimewa dan dilengkapi pula dengan berbagai fitur ramah lingkungan. Dari angkasa, fasilitas ini tampak seperti donat raksasa. Bukaan di tengah-tengah gedung yang membuatnya tampak seperti donat, merupakan taman. Taman berupa hamparan rumput juga terdapat di salah satu sisi luar gedung.

Menarik dari luar tentu tidak cukup. Di dalam, hasil karya Ban ini juga sangat atraktif. Karena itu, Ban dan timnya menyediakan desain istimewa serta barang-barang sesuai kebutuhan penggunanya. Ruang-ruang yang ada di dalam fasilitas ini dibuat mengelilingi taman dan "dipagari" dengan menggunakan kaca. Pengguna ruangan bisa menikmati pemandangan taman dari tiap ruang. Ban juga menyediakan rak-rak penuh buku anak, dan lantai mezzanin untuk berbagai aktivitas kebudayaan.

Untuk merajut konsistensi, Ban memanfaatkan tamanan hijau. Tidak hanya didapat dari halaman berumput dan taman di pusat gedung, Ban juga menyediakan tanaman-tanaman merambat dan tanaman sayur lainnya di dalam ruangan. Penduduk dan komunitas sekitar akan bertanggungjawab merawatnya.

Selain bentuk bangunan, rupanya ada hal menarik lain di dalam fasilitas ini. Seperti dikutip dalam Curbed, Shigeru Ban memanfaatkan bahan kertas untuk membangun rak, bahkan tiang-tiang penyangga. Ban sudah pernah mempraktikkan hal ini sebelumnya. Hasil karyanya pun dianggap cukup kokoh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com