Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Housetrike", Hunian Gerobak untuk Kaum Papa!

Kompas.com - 11/08/2014, 15:24 WIB
Tabita Diela

Penulis

KOMPAS.com - Arsitek dan desainer di seluruh dunia berlomba-lomba menciptakan gedung dengan bentuk yang cutting edge. Sebagian lagi berusaha membuat penemuan unik yang ingin memudahkan hidup anak-anak muda pengguna gadget canggih dan mahal.

Namun, belum banyak arsitek dan desainer yang benar-benar menaruh perhatian lebih bagi masyarakat miskin. Salah satu desainer yang sudah memberikan perhatiannya bagi masyarakat miskin adalah desainer asal Belanda, Bas Sprakel.

Sprakel menciptakan The Housetrike, hunian bergerak bagi para tunawisma. Selama tujuh tahun, sang desainer berusaha mengembangkan solusi sederhana, multifungsi, cerdik, dan murah bagi mereka.

Seperti dikutip dalam Fastcoexist.com, Sprakel bertujuan untuk melepaskan sedikit tekanan yang harus dihadapi oleh para tunawisma. Karyanya itu seolah ingin mengungkapkan bahwa para tunawisma lebih dari sekadar "beban kota". Dengan hasil penemuannya, para tunawisma bisa meninggalkan barang-barangnya, dan pergi bekerja.

www.fastcoexist.com Gerobak yang terkait dengan sepeda ini bisa digunakan oleh tunawisma sebagai

The Housetrike merupakan tempat tinggal "darurat" yang tampak seperti gerobak es krim. Gerobak yang terkait dengan sepeda ini bisa digunakan oleh tunawisma sebagai "rumah" dan tempat tidur di malam hari. Di siang hari, gerobak tersebut bisa beralihfungsi sebagai tempat penyimpanan barang-barang.

"Jika Anda tidak punya rumah, masalah terbesar bukan masalah fisik seperti tidak memiliki atap, tapi mental, ujar Sprakel. "Anda takut tidur di malam hari. Anda tidak bisa mengamankan barang-barang Anda. Anda mendapatkan stigma. Saya ingin menemukan sebuah solusi," ujar Sprakel.

Tempat berlindung atau hunian sementara bagi para tunawisma sebenarnya sudah banyak dikembangkan oleh para desainer. Contohnya, Cardborigami, hunian sementara berbentuk mirip karya seni origami. Ada juga tas ransel yang bisa dibuka menjadi tenda mungil.

Namun, The Housetrike tergolong berbeda dari solusi lain lantaran bisa dikunci dari dalam. Bas Sprakel berharap, fitur yang dimiliki The Housestrike ini bisa membuat penggunanya merasa lebih aman.

"Dari dalam memang kecil, tapi cukup besar untuk merasa nyaman. Seseorang bisa tidur di dalam tenda jika mereka mau. Tapi, mereka bisa mendapatkan tempat istirahat yang aman," imbuhnya.

Memang, meski tampak tidak berharga bagi sebagian orang, barang-barang yang dimiliki para tunawisma itu adalah harta bendanya. Barang-barang tersebut merupakan salah satu alasan yang membuat para tunawisma tidak bisa beranjak dari tempatnya biasa berada. Hasilnya, meraka pun sulit mencari dan mendapatkan pekerjaan.

Sementara itu, dengan hasil desain Sprakel, para tunawisma lebih bebas. Mereka bisa meninggalkan barang-barang dengan aman, bepergian dengan sepeda, dan tidak perlu dipandang sebelah mata oleh masyarakat.

"Orang-orang umumnya menjadi depresi dengan cepat. Jika Anda punya sesuatuseperti Hiusetrike, Anda bisa berhenti terjerumus. Saya tahu solusi ini primitif. Namun, Anda bebas," ujar Sprakel.

Sprakel juga melihat Housetrike berpotensi sebagai tempat perlindungan di wilayah perang. Dalam kondisi darurat, terutama ketika seseorang kehilangan rumahnya, Sprakel berpendapat bahwa hal teraman adalah terus bergerak. Karena itu, Sprakel terus mengembangkan produknya.

Saat ini, Sprakel masih menggunakan kayu untuk prototipe. Dia akan menggunakan plastik ringan untuk versi final. Dalam situs asuhannya, Sprakel juga masih mengumpulkan donasi untuk mengembangkan Housetrike.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com