Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sarat Masalah, Neverland Milik Jacko Mulai Dilego

Kompas.com - 01/08/2014, 09:43 WIB
Tabita Diela

Penulis

Sumber Bloomberg
KOMPAS.com - Properti istimewa yang pernah menjadi hunian Raja Musik Pop, Michael Jackson, akan dijual. Kabar ini terdengar dari investor real estat, pendiri, pimpinan, dan CEO Colony Capital, Thomas Barrack Jr.

Seperti dikutip Bloomberg, Barrack kini tengah mempersiapkan properti yang dikenal dengan nama Neverland tersebut untuk dijual. Dia ingin mengembalikan nilai properti pada puncaknya.

 
Belum jelas berapa harga yang ditawarkan untuk properti ini. Menurut broker yang berasosiasi dengan Berkshire Hathaway HomeServices, Thomas LePley, kemungkinan properti itu bernilai 35 juta dollar AS (Rp 355,5 miliar) hingga 50 juta dollar AS (Rp 592,5 miliar).

"Kami benar-benar hanya menjadi penjaga properti yang tidak tergantikan dan kami bangga mengatakan bahwa kami telah mengembalikannya ke keanggunan sebenarnya ketika Michael pertama kali membayangkannya," ujar Barrack dalam surelnya yang dikirim ke Bloomberg. Dalam surat yang sama, dia juga mengungkapkan bahwa pihaknya tengah mempertimbangkan penjualan Neverland.

 
Langkah yang diambil Colony Capital ini berawal dari kesepakatan antara Barrack dan Jackson. Mengutip FORBES, keduanya sudah sepakat bahwa Colony Capital akan menjadi mitra pengelola Neverland dan mengambil alih nota senilai 23 juta dollar AS (Rp 272,5 miliar) yang dipegang oleh reksa dana saham swasta, Fortress.
 
"Kami frustrasi, kecewa, dan sedih karena harus mengalami hal ini," ujar seorang perwakilan bagi properti milik Jackson dalam surel pada FORBES. "Sayangnya, Michael kehilangan kendali atas Neverland pada masa hidupnya karena saran dari manager terdahulu."

Perjanjian rumit

 
Perjanjian antara Barrack dan Jackson cukup rumit. Barrack mengungkapkan bahwa nota yang diambilnya tersebut merupakan permintaan dari Jackson sendiri. Padahal, dia sudah memperingatkan Sang Bintang akan konsekuensinya. Menurut Barrack, jika Jackson menyerahkan nota tersebut, dia harus benar-benar tertarik membangun program ke depan untuk membuat penghasilan bagi Jackson sendiri.
 
Kesepakatan yang mulai berlaku pada 2008 tersebut kemudian menjadikan Colony sebagai pengelola Neverland dan membuatnya jadi semacam usaha patungan (joint venture) dengan Jackson. Setiap dollar yang diinvestasikan oleh Colony, ekuitas akan meningkat. Ini artinya, nilai kepemilikan Jackson atas properti ini akan turun di atas kertas.
 
Selama enam tahun terakhir pun Colony terus mendanai pemeliharaan Neverland. Perusahaan tersebut kemungkinan memberikan lima juta dollar (Rp 59,2 miliar) per tahun. Jika ditambahkan nota 23 juta dollar (Rp 272,5 miliar), dalam perhitungan kasarnya, perusahaan ini telah memberikan 50 juta dollar AS (Rp 592,5 miliar) ke properti tersebut. Hal ini juga memberikannya hak untuk menjual properti. 
 
Pihak Jackson memang sudah berusaha untuk mempertahankan Neverland dengan cara merencanakan berbagai alternatif pengelolaannya. Misalnya, Jackson pernah ingin membuat Neverland sebagai sekolah seni pertunjukkan, bahkan ada pula rencana untuk membuatnya menjadi taman hiburan.

Namun, kawasan Los Olivos, lokasi Neverland, jauh dari keramaian. Untuk mencapai lokasi tersebut pun butuh melewati jalan gunung sempit dan berliku. Tidak kondusif untuk membawa raturan ribu pengunjung tiap tahun.

 
Selain itu, Neverland pun hingga kini terbebani pajak, serta pengeluaran lain. Neverland harus mencetak penghasilan yang begitu besar untuk menutup semua ini.
 
Jika Neverland jadi terjual, tampaknya hanya satu hal yang harus diingat oleh pembelinya bahwa Neverland akan selalu jadi ikon tempat tinggal Michael Jackson. Sebelumnya, Lady Gaga dan Jay Z pun sudah dikabarkan tengah memperebutkan properti ini. Barrack hanya berpesan bahwa Colony ingin mempertahankan Neverland sebagai "penghormatan abadi bagi Michael Jackson".
 
Lagipula, Neverland berada di atas tanah untuk agrikultur. Akan sulit bagi pemiliknya untuk mengubah peruntukan Neverland.
 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Bloomberg
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com