Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kualitas Udara di Sejumlah Kota Malaysia Buruk

Kompas.com - 29/07/2014, 13:11 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Kabut asap dari kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia mampir juga di Kuala Lumpur. Akibatnya, kualitas udara di ibukota Malaysia ini mencapai level "tidak sehat" Selasa (29/7/2014).

Sebanyak sembilan dari 50 stasiun pengukur udara mencatat indeks polusi di atas 100 dengan jarak pandang (visibilitas) terbatas. Angka ini mengindikasikan bahwa kualitas udara Kuala Lumpur "tidak sehat".

Dalam indeks polusi udara, angka 100 termasuk kategori "tidak sehat", 200 "sangat tidak sehat", dan 300 atau lebih masuk kategori "berbahaya".

Tak mengherankan bila warga Kuala Lumpur banyak yang mengenakan masker muka untuk melindungi diri dari kabut asap, dan tersedak.

Kuala Lumpur bukan satu-satunya kota yang terpapar kabut asap. Sibu, kota di negara bagian Sarawak bahkan lebih parah lagi. Indeks polusi udaranya menunjuk angka 200.

Sementara indeks polusi udara tertinggi tercatat pada Juni 2013 lalu sekitar 750. Kualitas udara terburuk yang menghantam Malaysia Selatan selama 16 tahun terakhir itu, menyebabkan lahirnya deklarassi darurat di beberapa kota. Walhasil, beberapa sekolah pun ditutup.

Kabut asap merupakan masalah tahunan selama bulan-bulan musim panas kering ketika angin monsoon meniup asap dari kebakaran hutan Sumatera. Kebakaran tersebut ditengarai merupakan tanggung jawab perusahaan kelapa sawit. Pasalnya, mereka menggunakan metode ilegal tapi murah yakni melakukan pembakaran hutan hujan tropis dan lahan gambut untuk membuka lahan agar dapat ditanami kelapa sawit.

Pihak berwenang Indonesia telah memperingatkan bulan lalu bahwa Malaysia dan Singapura bisa terkena kabut lagi setelah kebakaran hutan besar di Provinsi Riau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com