Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota Tua Sekarat, Revitalisasi Harus Dilakukan Sekarang!

Kompas.com - 23/06/2014, 18:06 WIB
Tabita Diela

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hari Sabtu dan Minggu akhir pekan lalu merupakan momen bersejarah bagi Kota Tua, Jakarta. Kawasan yang sarat gedung-gedung tua dengan arsitektur istimewa tersebut kembali mendapatkan sorotan seluruh penduduk kota, bahkan dunia.

Lewat acara Kota Tua Creative Festival (KTCF), masyarakat tersadar bahwa Kota Tua sebenarnya bisa tampil lebih baik lagi lewat proses revitalisasi. Revitalisasi tentu harus dilakukan secara bertahap. Pasalanya, revitalisasi kawasan Kota Tua bukan hal yang mudah. Prosesnya membutuhkan langkah aktif dari berbagai pihak dan diperkirakan akan menghabiskan banyak waktu.

Meski tidak mudah, tidak sedikit pihak yang mau bersusah-payah membangun kembali kawasan yang berada di utara Jakarta tersebut. Kepada Kompas.com, Sabtu (21/6/2014) lalu, penggagas Kota Tua Creative Festival (KTCF) Daliana Surya Winata menegaskan, kunci revitalisasi kota tua adalah dilakukan selangkah demi selangkah.

"Selangkah demi selangkah adalah kuncinya. Hal ini baik sekali, karena para arsitek dan perencana urban, kami telah mencoba mengeksplorasi potensi urban dan ide untuk kota ini, salah satu bentuk idenya adalah dengan membuat Kota Tua Creative Festival. Beruntung, kami telah mendapat dukungan dari institut, bahkan pemerintah DKI Jakarta," ujar Daliana.

Daliana juga menyambut baik respon Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dalam pembukaan acara. Basuki berjanji akan mendorong pemilik gedung memberikan insentif untuk memperbaiki kawasan Kota Tua. Pihaknya juga tidak segan-segan memberikan sanksi bagi pemilik yang enggan mendukung usaha revitalisasi ini.

"Karena Kota Tua saat ini tengah sekarat dan sesuatu harus segera dilakukan," imbuh Daliana seraya menambahkan, selain Basuki, Arsitek Kees Christiaanse dari Kees Christiaanse Architects & Planners (KCAP) dan Direktur Erasmus Huis Ton van Zeeland, juga mendukung upaya revitalisasi.

Daliana menambahkan, ada banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan untuk memperbaiki kawasan Kota Tua. Namun, jika saat ini mulai dilakukan, maka 10 hingga 20 tahun mendatang sudah ada hasil yang mulai tampak.

"Saya pikir jika ingin merevitalisasi lingkungan seperti ini, Anda harus melakukannya dengan prosedur yang dilakukan secara terus-menerus. Anda bisa bekerja dengan lima bahkan sepuluh hal sekaligus. Anda bekerja pada tingkat administratif, bekerjasama dengan pemilik gedung, mengatur pergerakan ruang publik, membuat instalasi temporer untuk bangunan-bangunan ini, mengerjalan programnya, bicara dengan investor, juga membuat desain untuk masing-masing bangunan," ujar Christiaanse.

Lebih lanjut Christiaanse memaparkan, pihaknya akan mulai berdiskusi dengan pemilik gedung, khususnya gedung Samudra. Kemudian, dia akan merenovasi aula utama dan tangga utama. Dia bisa mengubah fungsi gedung tersebut hingga memiliki fungsi baru dan bisa digunakan masyarakat.

"Kami akan berdiskusi dengan pemilik gedung bahwa pertama-tama kami akan merenovasi aula utama dan tangganya. Ruang tersebut bisa memiliki fungsi urban, seperti toko kue (deli) atau kafe. Kami menyelamatkan setengah bagian gedung, mengubahnya menjadi kantor, kemudian memindahkan kantor ke bangunan di sebelah. Kami akan memindahkan orang-orang, mengerjakan bangunan, dan membuat bangunan baru. Dengan pendapatan dari bangunan, kami akan membangun sisanya. Ini seperti umpan balik. Itulah idenya," imbuh Christiaanse.

Sementara itu, Direktur Erasmus Huis Ton van Zeeland menegaskan bahwa inilah momentum yang tepat, baik untuk Kota Jakarta secara umum, maupun untuk kawasan Kota Tua. Semua pihak sudah memusatkan perhatian dan rela membantu prosesnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com