Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahkan, Toilet Pun Tidak Aman dari Serangan "Hacker"....

Kompas.com - 11/06/2014, 12:19 WIB
Latief

Penulis

Sumber Bloomberg
KOMPAS.com - Beberapa tahun mendatang, smartphone Anda memang sudah akan didesain dapat mengunci rumah, menyalakan AC, memerika susu di kulkas kadaluwarsa atau tidak, dan sebagainya. Semua itu tentu berita bagus, kecuali bahwa semua kemudahan yang Anda raih itu juga akan bisa membiarkan penjahat dengan mudah membuka pintu Anda, memata-matai keluarga Anda atau pengamanan rumah Anda terhubung langsung ke sarang mereka.

"Sebagai teknologi, tentu ini menjadi lebih canggih, membuka spektrum yang lebih luas dari ancaman," kata Gunter Ollmann, Kepala Kantor Teknologi dari IOActive, sebuah perusahaan keamanan teknologi di Seattle.

"Sebuah perangkat yang saling terhubung memungkinkan orang-orang jahat untuk memiliki entri permanen ke dalam rumah tangga Anda," tambahnya.

Pada 2020 mendatang, sekitar 26 miliar perangkat teknologi rumah tangga memang dapat terhubung ke internet dan angka itu naik dari 3 miliar mulai hari ini. Demikian diungkapkan peneliti dari Gartner Inc (TI). Itu hampir empat kali jumlah ponsel pintar, tablet, dan PC yang akan digunakan.

Visi teknologi itu memang untuk menghubungkan hampir segala sesuatu, mulai dari mobil ke kulkas, lampu, bahkan toilet. Lupa untuk menyiram di toilet? Sebuah aplikasi sudah siap untuk itu!

"Masalahnya, keamanan data tidak biasanya benar-benar fokus untuk toilet, kulkas atau produk monitor keamanan bayi. Penyimpangan keamanan pada perangkat tersebut dapat memungkinkan orang jahat mengganggu kehidupan rumah, mengumpulkan data pribadi yang berharga, atau bahkan menggunakan informasi untuk mencuri atau memeras uang dari korban," kata Ollmann.

Dibajak

Trustwave, sebuah perusahaan Chicago yang membantu perusahaan memerangi kejahatan cyber (cybercrime), membajak koneksi Bluetooth yang mengontrol toilet yang dibuat oleh perusahaan Jepang Lixil Group. Trustwave memaparkan, hal itu bisa memungkinkan hacker membuka atau menutup tutupnya dan bahkan menyemprotkan aliran air di belakang pengguna.

Lixil sendiri mengatakan sulit untuk mengungkap hacker yang telah menghubungkan smartphone mereka ke toilet dengan menggunakan remote khusus yang dilengkapi dengan perangkat, hanya untuk membuat "pelecehan" semacam itu. Ini kasus yang sangat jarang terjadi. Bahkan, beberapa perusahaan teknologi telah menciptakan perangkat yang tidak memiliki perlindungan memadai.

Kelompok Ollmann sendiri membuyarkan sistem otomasi rumah dari Belkin International Inc, sebuah perusahaan yang membuat aksesori ponsel dan router Wi-Fi. Wemo Belkin sendiri cocok digunakan untuk mengontrol lampu, kipas angin, pembuat kopi dan peralatan lain melalui aplikasi smartphone.

Adapun IOActive menemukan cara untuk mengambil alih switch, mengubahnya menjadi "roh jahat" yang bisa menyalakan pemanas dan setrika, demi mengurangi bahaya kebakaran dan pemborosan listrik. Namun, Belkin mengatakan telah menemukan kerentanan, bahkan sebelum IOActive menemukan perangkat-perangkat itu.
 
"Sebagai pembuat teknologi otomatisasi rumah, perangkat itu harus mendidik pembelinya, terutama soal keamanannya," ujar John Yeo, seorang direktur di SpiderLabs, unit penelitian Trustwave.

"Keamanan itu mencakup menekankan pentingnya mengubah password pada perangkat tersebut, yang dapat memungkinkan hacker yang relatif tidak terampil pun untuk mendapatkan akses," tambahnya.

"Ini desakan untuk membuat segala sesuatu yang terhubung ke internet. Mungkin, karena banyak hal ditujukan kepada pengguna, namun mereka tidak paham mengenai keamanannya," kata Yeo.

Namun, perusahaan yang memproduksi generasi berikut dari "peralatan pintar" tersebut tidak mengatakan banyak hal tentang topik tersebut. Samsung Electronics Co, pembuat mesin cuci yang membuat penggunanya dapat memantau lewat ponsel pintar mereka, mengatakan dalam sebuah email bahwa mereka mengambil keamanan produknya dengan sangat serius dan memonitor semua risiko. Perusahaan tersebut menolak berkomentar lebih lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Bloomberg
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com