Direktur Utama PT Debindo Unggul Buana Makmur, sekaligus Ketua Umum Asperapi, Effi Setiabudi, mengungkapkan Indonesia masih terpaku pada industri
(MICE).
Menurutnya, sudah saatnya pemerintah mendorong kegiatan berpameran. Pasalnya, dalam industri MICE yang kini sering digembar-gemborkan, hanya kegiatan berpameranlah penghasil transaksi terbesar.
"Kalau kita ini masih MICE.
Meeting Incentive Conference Exhibition, padahal
meeting sama
incentive beda. Kalau
meeting skala 100 orang, 1000 orang, tidak ada transaksi dagang. Kalau
incentive itu jalan-jalan, plesiran, tidak ada transaksi. Kalau
exhibition, itulah yang ada transaksi. Di sini perlu dipahami oleh pemerintah, juga teman-teman wartawan. Mudah-mudahan presiden baru paham," ujarnya kepada
Kompas.com, Senin (2/6/2014).
Effi menekankan, bahwa pameran memungkinkan adanya transaksi besar. Belajar dari Tiongkok, pemerintah Indonesia seharusnya mendorong para produsen, pengusaha kecil dan menengah, untuk berpameran. Tentu saja tidak hanya di dalam negeri, namun juga di mancanegara.
"Setahu saya, pemerintah Tiongkok itu mendukung, mensponsori mereka ikut pameran. Tidak hanya di Indonesia. Pameran di Dubai, di Moskow, pasarnya besar sekali. Jadi, bukan hanya di Indonesia," ujar Effi.
Effi mencontohkan, untuk pameran Indobuildtech 2014 yang diadakan perusahaannya pertengahan bulan ini, pemerintah Malaysia sudah memfasilitasi pebisnisnya berpameran di Indonesia. "Melalui MATRADE (Malaysia External Trade Development Corporation) ikut pameran dengan area 350 m2, pesertanya 31 perusahaan. Malaysia kompak, buat satu paviliun," ujarnya.
Effi menambahkn, asing gencar ikut pameran, seperti Tiongkok, Malaysia, dan Taiwan. Pemerintahnya membantu dan sepenuhnya mendukung dalam pembiayaan. Partisipannya hanya bawa barang.
Tidak hanya Malaysia, menurut Effi, pemerintah Thailand pun sudah menunjukkan keseriusannya dengan membuat biro TCEP (Thailand Convention and Exhibition Bureau).