Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minim Gedung Pameran, Indonesia Tak Mampu Bersaing di ASEAN

Kompas.com - 03/06/2014, 11:32 WIB
Tabita Diela

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Debindo Unggul Buana Makmur, sekaligus Ketua Umum Asperapi, Effi Setiabudi, mengatakan Indonesia belum siap menghadapi persaingan di industri meeting, incentives, conference and exhibition (MICE) saat keran pasar bebas Asia Tenggara dibuka pada 2015 mendatang.
 
Menurutnya, berbeda dari negara-negara tetangga seperti Singapura, Thailand, Malaysia, bahkan Vietnam, pemerintah Indonesia belum serius menanggapi hal ini. Yang harus dilakukan untuk menunjukkan keseriusan adalah membangun gedung-gedung pameran. Effi menyebut hal ini dengan istilah bahan baku. Venue, atau tempat acara, adalah bahan baku tersebut.
 
"Haru ada bahan baku atau venue. Itu yang pertama dulu. Karena ada kejadian di Vietnam, tidak ada bahan baku akhirnya mereka bikin pameran di tenda. Walaupun biayanya lebih tinggi, tetap saja ada pameran. Nah, kita sudah coba juga nih. Tapi biayanya besar, kita hanya dapat capeknya saja," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (2/6/2014).
 
Faktanya, kondisi di Indonesia saat ini kurang kondusif. Jumlah tempat acara tidak bertambah pesat. Gedung-gedung yang ada, seperti JIExpo dan JCC sudah digunakan secara reguler oleh acara-acara besar, seperti pameran properti, Inacraft, IIMS, juga Indobuildtech. Hampir tidak ada ruang untuk membuat acara baru.
 
Sebaliknya yang terjadi di Singapura. Menurut Effi, Singapura kelebihan pasokan gedung pameran dengan kondisi sangat siap dan terintegrasi dengan properti lainnya yang dibutuhkan para pelaku industri pameran.

Lantas, siapa yang harus membangun gedung pameran tersebut? Effimemang meminta pemerintah untuk mendukung penuh, namun ia juga menyarankan pemerintah untuk menggandeng pihak swasta.

 
"Yang membangun gedung pameran bisa siapa saja, swasta, pemerintah, atau kerjasama swasta dan pemerintah, tiap kasus kan beda-beda. Di Singapura join antara pemerintah dan swasta. SNIEC di Shanghai itu tanahnya dari pemerintah lokal, bangunannya oleh Jerman," pungkas Effi.
 
Effi berharap perubahan pemerintah yang sebentar lagi akan terjadi akan memberikan angin segar bagi industri pameran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com