Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enam Material Ajaib Ini Bakal Mengguncang Sektor Industri!

Kompas.com - 23/05/2014, 15:15 WIB
Tabita Diela

Penulis

KOMPAS.com - Para peneliti di seluruh dunia kini tengah mencari material baru dan memperbaiki material-material yang sudah digunakan untuk meningkatkan kualitas pembangunan.

Harapannya, di masa depan dunia akan menggunakan material yang lebih ringan, kuat, dan hemat energi. Material-material apa saja yang termasuk dalam "material ajaib" tersebut?

Material pertama adalah grafena. Grafena merupakan substansi yang dibuat dari karbon murni. Karbon ditata berpola sarang lebah dalam bentuk lembaran setebal satu atom.

Grafena dikenal sebagai "material ajaib" lantaran tipis, kuat, fleksibel, dan mampu menghantarkan arus listrik. Selain itu, grafena pun hampir tembus pandang. Karakteristik ini membuat grafena berpotensi digunakan dalam berbagai macam keperluan. Panel solar, layar sentuh, tampilan kristal cair, teknologi desalinasi, material aerospace, menjadi transistor yang efisien, serta sensor kimia untuk mendeteksi bahan peledak.

Material kedua adalah permukaan bertekstur dengan kerucut yang berukuran sangat kecil. Permukaan anti air ini bisa membuat air terpental. Sebuah tim dari Laboratorium Brookhaven di New York, Amerika Serikat mengembangkan material tahan air tersebut. Temperatur ekstrem, tekanan, dan kelembaban tidak akan mempengaruhinya.

Selain antiair, permukaan "ajaib" ini pun tahan kotoran. Air yang terpental juga membawa pergi kotoran dari permukaan yang diberikan lapisan. Karena itu, dalam penggunaan yang lebih luas, material ini bisa digunakan untuk mencegah munculnya lapisan es atau bahkan lapisan antibakteri pada kapal, mobil, alat medis, kaca pesawat, dan generator turbin uap.

Material ketiga adalah aerografit yang 75 kali lebih ringan daripada styrofoam. Material ini dibuat oleh peneliti dari Hamburg University of Technology pada 2012 lalu. Para peneliti membuatnya dari jaringan tabung karbon kopong. Warnanya hitam, lantaran menyerap sinar hampir sempurna, stabil dalam temperatur ruangan, dan bisa mengalirkan listrik. Meski sangat kuat, material ini lentur.

Dina Spector dari Business Insider mengungkapkan, material ini bisa ditekan hingga 95 persen dari bentuk aslinya, kemudian ditarik kembali ke bentuk semula tanpa mengalami kerusakan. Tekanan bahkan membuatnya makin kuat. Karena itu, material ini bisa digunakan untuk berbagai benda, mulai dari baterai, hingga satelit.

Material keempat adalah material super tipis yang bisa menahan benda berkecepatan tinggi. Dengan kata lain, material tersebut bisa menahan peluru berkecepatan tinggi. Istimewanya, material tangguh tersebut dibuat dengan cara meng-alter karet dan lapisan kaca yang masing-masing hanya setebal 20 nanometer. Material ini efektif menyebarkan energi.

Kepala Sekolah Teknik George R. Brown di Universitas Rice Ned Thomas mengungkapkan, "Tidak ada kerusakan makroskopis. Anda masih bisa melihat menembus material ini. Ini akan menjadi bahan kaca depan balistik."

Material selanjutnya adalah beton yang menggunakan bakteria hidup untuk memperbaiki diri sendiri. Self-healing concrete, atau beton yang bisa memperbaiki dirinya sendiri dikembangkan oleh peneliti dari Delft University di Belanda. Ketika air masuk ke retakan beton, bakteria akan teraktivasi dan menghasilkan komponen di dinding bernama kalsit untuk menutup retakan.

Material terakhir adalah material berbentuk tulang yang lebih ringan dari air, namun lebih kuat dari beberapa tipe baja. Jens Bauer dari Karlsruhe Institute of Technology baru-baru ini mengembangkan struktur berbentuk sarang lebah yang kerekatannya lebih renggang dari air, namun sekuat baja.

Material yang bisa digunakan untuk insulasi, peredam getaran, dan saringan ini memang baru bisa dibuat dalam bentuk sangat kecil, hanya sebesar beberapa mikrometer. Namun, hal tersebut tidak mengurangi kenyataan bahwa rasio kekuatan berbanding beratnya melebihi semua material engineering. Menutur Bauer, material ini punya kepadatan di bawah 1.000 kg/m3.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com