Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Melambat, Bisnis Pusat Belanja Paling Menjanjikan

Kompas.com - 23/04/2014, 18:22 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mengacu pada siklus dan jam properti, bisnis ruang ritel (pusat belanja) adalah paling menjanjikan untuk saat ini. Sementara subsektor lainnya seperti kawasan industri, dan perkantoran benar-benar telah melambat. Sedangkan apartemen masih mengejar pertumbuhan puncak, setelah pada kuartal I 2014 mencatat pertumbuhan mengejutkan di atas ekspektasi yakni 50 persen.

Pusat belanja dipandang sebagai instrumen investasi yang tepat buat investor dan juga pengembang yang ingin memperkuat pendapatan berkelanjutan. "Pusat belanja bersifat long term investment, hanya investor dan pengembang dengan dana kuat yang sanggup membangunnya," kata Head of Research JLL, Anton Sitorus kepada Kompas.com, Rabu (23/4/2014).

Saat ini, subsektor pusat belanja berada pada siklus sunrise dengan akselerasi pertumbuhan sangat signifikan. "Pusat belanja berada di antara jam lima dan tujuh, siklus paling bagus untuk memulai bisnis ini. Terutama di pinggiran kota (suburban), daerah kota lapis pertama, kedua, dan ketiga," tandas Anton.

Terlebih para peritel sebagai sasaran utama sedang gencar-gencarnya berekspansi. PT Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI) contohnya. Peritel ini telah menyiapkan dana belanja modal sebesar Rp 600 miliar dengan target pada 2014 mereka memiliki luas gerai hingga 640.000 meter persegi.

Per November 2013 lalu MAPI mengoperasikan sekitar 1.700 gerai ritel dan department store di 57 kota seluruh Indonesia. MAPI memiliki 4 unit bisnis utama, yakni department store, specialty stores, food & beverage, serta unit-unit bisnis lainnya.

Sementara itu, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) mengalokasikan Rp 500 miliar untuk membuka 15 gerai baru tahun ini dengan konsentrasi di luar Jawa, yaitu Kalimantan dan Nusa Tenggara. Adapun gerai baru di Jakarta ada di St. Moritz Mall dan akan dibuka pada semester kedua tahun ini.

Selain kedua nama besar ini, terdapat peritel asing asal Jepang yang juga akan mengembangkan sayap bisnisnya di Indonesia. Menurut National Director Head of Strategic Consulting JLL, Vivin Harsanto, peritel ini baru pertama kali masuk Jakarta dan juga kota-kota lainnya di Asia Tenggara.

"Mereka merupakan pemain top ten sektor department store di Jepang. Peritel ini jika sudah menandatangi kerjasama dengan pemilik mal, akan menjadi langkah perdana mereka di Indonesia," ujarnya.

Kehadiran mereka, menggenapi peritel Jepang sebelumnya yang sudah hadir di Indonesia yakni Uniqlo, Muji, AEON, dan lain sebagainya.

Daerah

Di Jakarta, stok baru pusat belanja hanya 3.600 meter persegi. Luas bangunan ini tak sanggup menampung ekspansi bisnis para peritel. Meski secara kumulatif terdapat pusat belanja seluas 2,6 juta meter persegi, namun tingkat hunian juga tetap bertengger di angka 92 persen dengan harga sewa rerata Rp 369.740 per meter persegi.

"Jadi, ini kesempatan untuk pengembang dan investor institusional membangun pusat belanja di lokasi-lokasi dengan prospek bagus seperti Bandung, Medan, dan Surabaya sebagai kota utama. Juga Pekanbaru, Palembang, Samarinda, Balikpapan, Makassar, Yogyakarta, Solo dan Semarang sebagai kota kedua," pungkas Anton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com