Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Kesalahan Membeli Properti

Kompas.com - 18/04/2014, 16:35 WIB
Tabita Diela

Penulis

KOMPAS.com - Memiliki rumah pribadi tentu diinginkan oleh semua orang, terutama para profesional muda yang baru mandiri secara finansial. Rasa was-was, gelisah, dan semangat secara bersamaan sudah mulai terasa, bahkan ketika pertama kali mengunjungi pameran rumah.

Jangan biarkan hal tersebut mengurangi ketajaman Anda dalam menganalisis risiko sebelum membeli rumah! Berikut ini beberapa pengalaman pribadi ahli properti dan gaya hidup Trulia, Michael Corbett. Anda bisa mempelajari kesalahan seputar pembelian rumah pertama yang dilakukan Corbett agar tidak mengulang kesalahan serupa.

"Saya tidak meminjam sejumlah penuh uang yang menurut bank bisa saya pinjam," ujar Corbett.

Menurutnya, lebih bijak meminjam uang 20 persen lebih sedikit dari jumlah yang menurut bank mampu Anda cicil. Meski pinjaman disetujui, bukan berarti Anda bisa mencari rumah paling mahal yang bisa Anda beli dengan uang tersebut.

Corbett juga menyarankan Anda untuk mencicil rumah dalam jangka panjang. Dia memang mengacu pada sistem tradisional Amerika Serikat, yaitu Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan tenor 15 atau 30 tahun cicilan tetap. Dia menyarankan untuk menghindari solusi finansial kreatif, pembayaran balloon, dan teaser loan.

KPR di Indonesia memang memiliki sistem berbeda. Bagi Anda yang masih bisa masuk dalam program subsidi Kementerian Perumahan Rakyat, bisa memanfaatkan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan atau FLPP. Bila tidak, pastikan Anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan penasihat keuangan pribadi atau tenaga profesional yang bekerja bagi bank Anda.

Selanjurnya, Corbett juga menyatakan bahwa dia menyesal sudah menggunakan semua uangnya untuk membeli rumah. "Saya tidak menggunakan semua uang untuk membeli rumah," ujarnya.

Dia mengingatkan, pembayaran rumah tidak berhenti di uang muka. Anda juga harus membayar berbagai biaya lainnya. Biaya closing dan uang muka hanya biaya awal. Nanti, masih ada "biaya berjalan", termasuk pajak properti, bahkan biaya kepindahan. Jangan sampai, simpanan uang Anda mencapai nol besar.

"Saya tahu satu pertanyaan penting sebelum membeli kondominium. Pertanyaan tersebut adalah kemungkinan perbaikan di masa depan, perubahan, renovasi, pemeliharaan atau, kesulitan keuangan yang akan mengakibatkan peningkatan penilaian atau biaya semua pemilik kondominium," jelasnya.

Perhimpunan Pemilik atau Penghuni Satuan Rumah Susun perlu menjawab hal-hal teknis dengan jujur. Bila perlu, minta pernyataan tertulis dari mereka. Anda pun perlu tahu bahwa sebagai pemilik apartemen, sebaiknya aktif dalam pertemuan-pertemuan pemilik satuan rusun atau apartemen.

Sebenarnya, rumah tapak pun demikian. Pertemuan RT/RW yang seringkali sekadar menjadi ajang kumpul, terkadang penting. Apalagi, jika lingkungan rumah Anda akan mengalami pemugaran atau ikut serta dalam pembangunan kota. Misalnya, jika lingkungan rumah Anda menjadi titik proyek sodetan. Tentu Anda perlu tahu, setidaknya mengetahui dampak proyek tersebut.

Terakhir, Corbett mengakui betapapun individualistisnya manusia, mengenal tetangga adalah hal penting. "Saya perlu bicara pada para tetangga terlebih dahulu sebelum membeli rumah," ujarnya.

Pengalaman ini dia rasakan ketika membeli rumah di Hollywood Hills. Saat itu, dia tidak berbaur dan berbicara dengan tetangganya. Alhasil, dia baru tahu lingkungan rumahnya sangat bising. Pemilik sebelumnya tidak memberi tahu bahwa sudah berbulan-bulan dia bermasalah dengan tetangganya akibat kebisingan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com