Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gereja "Batman", Definisi Baru Rumah Ibadah

Kompas.com - 08/04/2014, 07:55 WIB
Tabita Diela

Penulis

Sumber Dezeen
KOMPAS.com - Schneider+Schumacher meninggalkan arsitektur gereja pada umumnya. Alih-alih membuat bangunan satu menara dengan lonceng di puncaknya, Schneider+Schumacher membuat gereja dengan bentuk mirip topeng karakter pahlawan super Batman.

Helen Schiffer Sebagian menyebutnya kapel yang mirip Batman. Bagi Schneider Schumacher, bentuk kapel ini adalah bentuk harafiah lambang gereja pada marka jalan.
Sebenarnya, studio arsitektur yang berbasis di Frankfurt tersebut tidak ingin membuat "Gereja Batman". Para arsitek sekadar menggunakan bentuk gereja yang ada pada papan marka jalan penanda adanya rumah ibadat.

Jadi, bentuk topeng Batman bukan sebuah kesengajaan. Memang, para arsitek juga tidak memungkiri bahwa gereja ini sekilas juga tampak seperti Batman atau karya origami khas Jepang.

Apa pun alasan di balik pembuatan desainnya, karya Schneider+Schumacher berhasil memenangkan kompetisi desain dan membuat gereja yang dikelilingi oleh jalan raya sibuk, hotel, pom bensin, dan restoran cepat saji. Berdasarkan keterangan arsitek Michael Schumacher, desain gereja ini seolah meneriakkan dari jauh identitasnya.

"Jika mendekat dari jauh, dari arah Dortmund atau dari area pelayanan jalan tol, gereja merepresentasikan versi bangunan dari marka jalan bergambar gereja. Meski dari eksteriornya tampak abstrak, (bangunan) ini tetap memberikan sinyal secara langsung, 'Saya sebuah gereja!" ujar Schumacher.

Struktur kayu yang ada, dibangun dari elemen-elemen hasil produksi di luar situs gereja. Struktur ini kemudian digabungkan dengan kayu laminasi untuk menciptakan kekuatan bagi atap dan menara gereja. Setelah pemasangan, seluruh bagian gereja dan terutama area pintu masuk disemprot dengan polyurethane putih untuk mencegah kelembaban.

Bentuknya yang tidak biasa membuat gereja ini butuh solusi tidak biasa pula dalam menempatkan jendela. Jendela diletakkan di kedua "menara" yang memasukkan sinar matahari ke dalam gereja. Cahaya "berkumpul" di altar hingga memberikan kesan terpusat.

Sementara itu, beberapa lampu tambahan juga tersedia dan disembunyikan di antara struktur kayu. Cara ini membuat pencahayaan tambahan terasa seperti cahaya matahari yang menyelinap dari struktur. Di dalam, bangunan gereja ini terasa sangat berbeda dengan bagian luarnya.

Helen Schiffer Dari luar, kapel ini tampak dingin dan kaku. Dari dalam, kayu membuatnya lebih terkedan hangat tanpa mengurangi keindahannya.
"Interiornya memang dimaksudkan sebagai kejutan, berbeda dengan ekspektasi yang mulai timbul karena eksteriornya. Eksteriornya abstrak, interiornya hangat, ramah, magis, dan suci, mengantarkan Anda ke dunia berbeda," tambah Schumacher.

Benarkah adanya? Simak sendiri struktur yang dibuat dari 66 rusuk kayu dan didesain menggunakan perangkat lunak model komputer ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Dezeen
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com