Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dengan Rp 30 Juta Bisa Bangun Rumah Tahan Gempa

Kompas.com - 10/03/2014, 19:46 WIB
Farid Assifa

Penulis

BULELENG, KOMPAS.com - Membangun rumah sederhana, namun kokoh bisa dilakukan hanya dengan dana minim. Di Kabupaten Buleleng, Bali, LSM Habitat for Humanity mencontohkannya.

Habitat for Humanity baru saja membangun rumah untuk warga miskin dengan anggaran hanya Rp 30 juta. Dana tersebut merupakan bantuan dari program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Asuransi Cigna Indonesia.

Konsep rumah tersebut tergolong sederhana, namun berstruktur anti-gempa. Rata-rata rumah yang itu dibangun berukuran 23 meter persegi. Sementara itu, ruangannya tergantung jumlah penghuni, namun tetap mengikuti standar rumah layak huni.

Rumah untuk Nyoman Serija (70), misalnya. Rumah ini memiliki satu kamar tidur dan satu dapur yang di dalamnya sudah terdapat kamar mandi dan toilet. Adapun untuk penghuni satu keluarga terdiri dari suami, istri, dan satu orang anak, Habitat membangun rumah dua kamar tidur, satu ruang keluarga, dapur dan kamar mandi.

"Awalnya kami hanya akan menyediakan satu kamar tidur, tetapi terkadang ada keluarga yang menginginkan kamar untuk anaknya. Jadi, kami bangunkan dua kamar tidur," jelas Clareta Gozali, Bali Program Development Manager Habitat fo Humanity Indonesia kepada Kompas.com di Buleleng, Bali, Kamis (7/3/2014) lalu.

Kendati desainnya sederhana, namun struktur bangunannya dibuat dengan konsep tahan gempa. Mulai pondasi, ukuran besi beton, ikatan sambungan besi, jarak antar kolom besi beton dibuat sedimikian rupa sehingga tahan terhadap guncangan. Namun, untuk jendelanya tidak menggunakan kaca, melainkan papan yang dipasang secara berjejer dan renggang dengan jarak celah sekitar 2 cm untuk ventilasi.  

"Kita menggunakan manual konstruksi tahan dari gempa, dan memang terbukti aman dari gempa,"jelasnya.

Untuk membangun satu rumah sederhana dan tahan dari gempa, menurut Clareta, hanya membutuhkan biaya Rp 30 juta per unit. Dana itu sudah termasuk pembelian 1.300 batako ukuran besar untuk dinding rumah, semen, serta pasir dan kerikil.

"Kita bangun rumah dengan struktur lengkap, bahkan untuk balok-baloknya kita gunakan jenis lintel," katanya.

Pekerja 9 negara

Di Indonesia, Habitat fo Humanity sampai saat ini sudah membangun sekitar 400 unit rumah. Di Buleleng sendiri, LSM ini sudah membangun sekitar 17 rumah. Sebanyak 7 unit di antaranya dibangun di Desa Gobleg dari 1 hingga 7 Maret lalu.

Untuk program membangun hunian-hunian itu, Humanity melibatkan 46 "pekerja" dari 9 negara, antara lain Hongkong, Thailand, Amerika Serikat, Selandia Baru, Korea, Taiwan, China dan Indonesia. Mereka adalah karyawan perusahaan Asuransi Cigna yang terpilih untuk menyumbangkan tenaganya membangun rumah layak huni bagi warga miskin di Buleleng, Bali.

Selain karyawan, beberapa petinggi Cigna dan Habitat for Humanity juga ikut terlibat dalam aksi sosial ini. Mereka antara lain Lisa Bacus (Executive Vice President and Global Chief Marketing Officer of Cigna Corporation), Jason Sadler (President of Cigna Global Individual), Julian Mengual (Deputi CEO Cigna Indonesia), dan Reginald Josiah Hamdani (Chief Marketing Officer Cigna Indonesia), serta Tim Loke (Resource Development Support & Services Manager Habitat Asia Pacific).

Menurut Clareta, kendati melibatkan karyawan yang bukan ahlinya, namun mereka dibimbing ahli bangunan dan dibantu oleh tukang yang disediakan Habitat. Dengan demikian, kata Clareta, pembangunan rumah tersebut benar-benar sesuai dengan standar konstruksi.

Dia menambahkan, sifat program ini adalah membangun rumah tumbuh. Artinya, proses pembangunannya tidak sampai pada finishing. Misalnya, dinding luar tidak diplester dan belum dicat. Pihaknya hanya menyediakan home basic sehingga pengecatan dan plester luar yang sifatnya bukan mendasar itu diserahkan kepada pemilik rumah. Kendati demikian, rumah tersebut sudah sangat layak untuk dihuni.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com