Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Koridor Simatupang, Giliran Puri Indah Jadi Incaran

Kompas.com - 04/03/2014, 19:28 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Potensi Puri Indah di Jakarta Barat sebagai kandidat pusat bisnis baru, tak kalah dari koridor Simatupang, Jakarta Selatan. Ini terlihat dari penambahan jumlah proyek properti hingga 2016 mendatang. Menurut hasil riset Colliers International Indonesia, terdapat 18 properti baru.

Dari sejumlah itu, lima di antaranya merupakan properti perkantoran, tiga pusat belanja, dan sepuluh lainnya properti hunian vertikal atau apartemen. Jumlah proyek tersebut jauh melebihi rival terkuat kawasan ini, yakni Pluit dan Pantai Indah Kapuk.

Menariknya, pasokan perkantoran baru yang berasal dari kawasan ini menyumbang sebanyak 34 persen dari total pasokan di luar central business district (CBD) Jakarta. Pertumbuhan pasokan ini diikuti pula dengan pertumbuhan tingkat okupansi sebesar 1,9 persen menjadi 95,3 persen pada sepanjang 2013 lalu.

Wakil Presiden Direktur Pondok Indah Group, Jefry S Tanudjaja, mengakui besarnya potensi Puri Indah dan sekitarnya di Jakarta Barat. Menurutnya, kawasan ini akan bertransformasi menjadi pusat bisnis baru dengan kompetisi yang kian ketat dan berat.

"Kondisi ini justru positif karena akan semakin mempercepat akselerasi pertumbuhan kawasan. Saat ini saja, harga lahan di sini sudah mencapai Rp 30 juta per meter persegi. Sedangkan harga propertinya sekitar Rp 28 juta hingga Rp 29 juta per meter persegi. Meski harganya terus melonjak, namun ruang perkantoran Puri Indah Financial Tower yang kami pasarkan justru terserap maksimal. Seluas 70 persen ruang terjual. Sisanya kami sewakan sebagai sumber pendapatan berkelanjutan," ungkap Jefry, Senin (3/3/2014).

Terlebih, konstruksi segmen Ulujami-Kebon Jeruk sebagai bagian dari Jalan Lingkar Luar Jakarta (Jakarta Outer Ring Road) 1 akan segera rampung dan diprediksi bakal mempercepat akselerasi akses dari Jakarta Selatan ke Jakarta Barat, ke bandara internasional Soekarno-Hatta, dan ke daerah-daerah berkembang lainnya di Tangerang, seperti Alam Sutera, Serpong, Karawaci dan Bintaro.

"Hal ini akan mendukung pertumbuhan pembangunan komersial di Jakarta Barat sehingga menjadi sebuah kawasan bisnis strategis dan favorit," kata Direktur PT Ciputra Property Tbk (CTRP), Artadinata Djangkar, Senin (3/3/2014).

Selain CTRP yang juga akan membangun perkantoran berikut apartemen dan hotel, pengembang lainnya adalah Lippo Karawaci Group, Agung Sedayu Group, dan Goldland Group. Mereka menggarap properti komersial skala besar dengan konsep superblock.

Nama lain yang ikut berkontribusi memasok properti komersial adalah PT Ferrindoland. Meski tak sebesar ketiga nama di atas, Ferrindoland berani membangun The Blugreen Boutique Office. Ini merupakan kompleks perkantoran terintegrasi sebanyak 8 gedung di dalam satu area pengembangan seluas 1 hektar di Meruya. Masing-masing gedung terdiri atas 9 lantai.

Head of Marketing PT Ferrindoland, Winston Tatra, mengatakan, potensi Jakarta Barat sebagai destinasi bisnis dan komersial baru, luar biasa besar. Posisinya terhitung strategis dan merupakan lintasan "arus bisnis" dari barat menuju timur, dan sebaliknya, atau dari selatan ke utara dan sebaliknya.

"Puri Indah juga dekat dengan pusat logistik, industri, bandara internasional Soekarno-Hatta, dan tak jauh dari pelabuhan laut Tanjung Priok. Kondisi ini menjadikan seluruh kawasan punya peran dan posisi vital," ujar Winston kepada Kompas.com, Selasa (4/3/2014).

The Bluegreen Boutique Office disewakan dengan tarif serentang Rp 150.000-Rp 200.000 per meter persegi dengan biaya servis Rp 25.000 per meter persegi.



Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com