Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asia Tenggara, Sasaran Empuk Broker Waralaba Asing

Kompas.com - 03/03/2014, 16:28 WIB
Tabita Diela

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Chairman PRO/MAX Real Estate Tirta Setiawan mengaku optimistis bahwa peluang menjadi agen properti di Indonesia masih sangat besar. Tirta mengatakan, setidaknya ada tiga alasan kesempatan menjadi broker masih terbuka lebar di Indonesia. Garis besarnya, industri properti Indonesia masih menguntungkan.

Alasan pertama, Indra mengatakan, properti berhubungan dengan semua lini kehidupan. Sejak lahir, gedung-gedung rumah sakit, puskesmas, bahkan rumah bidan, semuanya punya hubungan dengan industri properti. Hubungan manusia dengan industri properti terus bergulir hingga tiba waktunya kita membeli sendiri sebuah properti, baik itu disadari maupun tidak.

"Begitu Anda kerja, Anda sukses, beli properti tidak? Bahkan, sampai meninggal pun harus ukuran dua kali satu lho," ujar Tirta usai konferensi pers peluncuran dan ulang tahun pertama PRO/MAX Real Estate di Jakarta, Senin (3/3/2014).

"Jadi, ini memang tanpa sadar. Coba saya tanya, profesi apa yang dari lahir sampai mati tetap berjalan, properti bukan? Jadi, kalau dilihat, saya sampaikan ke teman-teman, peluang agen properti atau di bidang properti itu sangat luar biasa. Karena dari lahir, tanpa sadar kita sudah dinaungi oleh properti," tambahnya.

Alasan kedua, lanjut dia, jumlah penduduk Indonesia. Seiring waktu, jumlah penduduk semakin banyak sehingga semakin banyak pula keluarga yang membutuhkan tempat tinggal. Maka itu, industri properti bisa berkembang subur di negara ini.

"Ketiga, banyak pulau. Propertinya sangat potensial. Hanya, selama ini, terus terang saya minta regulasi dari pemerintah. Saya harapkan pariwisata juga didukung, jangan hanya dari developer. Kalau pariwisata berkembang, propertinya juga berkembang," ujarnya.

Indra mengatakan, meskipun pengembang berkali-kali mengungkapkan kekhawatirannya pada industri properti di tahun politik ini, para broker rupanya sepakat optimistis. Hal itu seperti dikatakan Direktur PRO/MAX Real Estate Sulihin Widjaja. Dia mengungkapkan, waralaba PRO/MAX Real Estate sudah menargetkan memiliki 50 kantor hingga akhir tahun.

"Target kami tahun ini, kami sudah punya 33 kantor. Akhir tahun, kami targetkan 50 kantor. Nantinya sampai 88 kantor," ujar Sulihin.

Berdasarkan data yang dipaparkan Sulihin, 33 kantor tersebut terdiri dari 21 broker pendatang baru dan 12 broker yang sebelumnya bergabung dalam perusahaan broker pendiri PRO/MAX Etika Realty, Pluit Pro, atau Indoproperti Real Estate.


"Pasar (properti) masih besar dan pelakunya belum maksimal. Maka, besar peluangnya," timpal Tirta.

Tirta mengungkapkan, dirinya memang menargetkan hingga tahun depan kantor yang menggunakan waralaba PRO/MAX mencapai 88 kantor.

"Sampai 3 Maret 2015 saya harapkan 88 kantor," imbuhnya.

Ekspansi Asia Tenggara

Berbeda dari broker-broker saingannya yang menggunakan waralaba asing, PRO/MAX justeru tengah membidik pasar Asia Tenggara. Hal itu dilakukan, terutama dalam rangka menyambut pasar bebas ASEAN 2015 mendatang.

Namun, Tirta mengaku, hal itu bukan tanpa tantangan. Menurut dia, setiap negara di Asia Tenggara sudah punya regulasi properti sendiri. Namun, enggan memulai dari pasar kelas atas, seperti yang ada di Singapura. Alasannya, kalangan itu sulit ditembus. Malaysia pun punya regulasi melarang broker diwaralabakan.

"Kalau kita mau ambil, kita ambil ke negara yang juga baru berkembang," ujar Tirta.

Negara-negara baru berkembang yang dimaksud Tirta adalah negara-negara seperti Kamboja, Myanmar, dan Vietnam. Namun, langkah pertama yang paling dekat untuk direalisasikan adalah Kamboja.

"Paling mudah itu di Indonesia. Jadi, saya lihat peluang Kamboja mungkin lebih besar. Myanmar belum, tapi saya lihat demokrasinya sudah berjalan. Saya dengar dari teman-teman di Thailand bahwa Myanmar juga potensial, karena propertinya akan naik. Vietnam juga saya dengar akan naik. Jadi, ini peluang-peluang yang ada sangat baik," tandas Tirta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com