Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Properti, Pendorong Utama Pertumbuhan di China

Kompas.com - 21/01/2014, 14:51 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

KOMPAS.com - Betapa digdayanya China, tak hanya paling pesat pertumbuhan ekonominya di dunia, melainkan juga rekor penjualan rumah baru pada 2013 lalu. Negeri Tirai Bambu ini mampu mencatat penjualan melebihi 6,8 triliun yuan atau setara 1 triliun dollar AS.

Rekor baru tersebut sangat menarik dibahas, mengingat pada saat yang sama kebijakan pengetatan dan pembatasan properti Nasional tengah gencar dilakukan.

Menurut Biro Statistik Nasional, nilai total penjualan rumah baru tersebut meningkat sebesar 27 persen dari tahun sebelumnya, yakni 5,4 triliun yuan. Pencapaian 2012 tersebut lebih tinggi 11 persen ketimbang 2011.

Rekor penjualan rumah tersebut juga diiringi pertumbuhan harga secara signifikan. Harga rumah baru di Guangzhou meningkat 20 persen secara tahunan per Desember 2013. Sementara di Shanghai melonjak 18 persen dan Beijing 16 persen.

Fenomena tersebut menunjukkan bahwa pasar properti di China sejatinya masih sangat "hot". Ekonom senior Credit Agricole CIB, Dariusz Kowalczyk, mengatakan urbanisasi dan permintaan investasi mengarah pada peningkatan volume penjualan, diikuti pertumbuhan harga. Jadi, sebetulnya, pertumbuhan yang terjadi di China sangat bergantung pada pasar properti.

Pemerintah di kota-kota dengan harga perumahan paling mahal seperti Shanghai, Shenzhen dan Guangzhou, telah melakukan tindakan pendinginan sudah diperkenalkan, demikian juga peningkatan uang muka untuk rumah kedua menjadi sebesar 70 persen.

"Dampak dari langkah-langkah terbatas tahun lalu karena pertama permintaan di kota utama masih melebihi pasokan, " ujar ekonom senior Citigroup, Ding Shuang.

Angka-angka perumahan swasta juga menyoroti pasar properti panas di negara itu. Harga rumah membukukan kenaikan 12 persen pada Desember lalu dan merupakan tertinggi pada tahun 2013.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com