Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inggris Pusing dengan "Rumah-rumah Gelap" Imigran

Kompas.com - 19/12/2013, 14:45 WIB
Tabita Diela

Penulis

Sumber Dailymail
KOMPAS.com - Berbeda dengan negara berkembang, negara-negara di Eropa justeru menjadi tujuan para imigran. Mereka ingin mendapatkan penghidupan lebih layak, baik imigran legal, maupun ilegal, sehingga rela hidup bersusah-susah di negara asing.

Sayangnya, perjuangan para imigran di sisi lain mampu membuat kota atau negara tujuannya lebih kumuh karena mereka tidak memiliki cukup modal untuk hidup layak. Seperti dikutip dailymail.co.uk, Perdana Menteri Inggris (PM) David Cameron, Selasa (17/12/2013), menyaksikan sendiri tempat tinggal kumuh para imigran tersebut setelah polisi setempat menyisir daerah itu pada pukul lima pagi.

www.dailymail.co.uk Rumah tersebut penuh dengan kasur-kasur kotor. Berbagai benda juga tampak berserakan di lantai, termasuk koper-koper rusak dan tas plastik.
PM Cameron mengunjungi rumah dengan tiga kamar di taman belakang sebuah rumah suburban London. Rumah tersebut berlantai beton dengan kondisi sebagian atapnya yang belum rampung. Beberapa dinding rumah itu pun terbuka dan harus ditutup dengan seprai.

Rumah tersebut penuh dengan kasur-kasur kotor. Berbagai benda juga tampak berserakan di lantai, termasuk koper-koper rusak dan tas plastik.

Daily Mail menyebutkan, rumah kumuh tersebut dihuni oleh 14 orang imigran asal India yang tinggal secara ilegal di Inggris. Keempatbelas imigran ini merupakan sebagian kecil dari puluhan ribu pendatang baru yang membayar pada penyewa-penyewa rumah "gelap".

www.dailymail.co.uk Para penyewa rumah, pemilik kontrakan, atau landlord mengenakan biaya sewa yang begitu tinggi bagi imigran gelap. Di saat yang sama, pemerintah Inggris tengah kesulitan memberikan akomodasi layak bagi para imigran, baik legal maupun ilegal.
Para penyewa rumah, pemilik kontrakan, atau landlord mengenakan biaya sewa yang begitu tinggi bagi imigran gelap. Di saat yang sama, pemerintah Inggris tengah kesulitan memberikan akomodasi layak bagi para imigran, baik legal maupun ilegal.

Tempat tinggal yang dihuni oleh ke-14 imigran tersebut tersembunyi di belakang rumah di Southall, West London. Di sana, harga properti rata-rata mencapai 400.000 poundsterling atau sekitar Rp 7.936.123.559.

Seperti dikutip dalam Daily Mail, penghuni gubuk-gubuk semacam ini menggembung sejak awal tahun. Jika dimulai dari 60.000-an imigran, kini jumlahnya mencapai 400.000-an imigran. Tidak hanya masalah akomodasi. Jumlah imigran yang membengkak juga berakibat meningkat tajamnya jumlah anak-anak usia sekolah. Sekolah-sekolah kesulitan mengatasi hal ini.

PM Cameron, dalam kunjungannya, mengatakan bahwa penting memulangkan siapa pun yang tidak punya hak tinggal di Inggris. Dia mengungkapkan rencana untuk mencegah para pendatang memperoleh keuntungan pajak setelah tiga bulan sampai di Inggris. Para pengontrak rumah pun akan dikenakan denda besar jika mereka gagal mengecek status tenan mereka di bawah aturan Immigration Bill baru.   

"Kita menghadapi kekacauan yang kita wariskan dari Labour, ketika imigrasi benar-benar di luar kendali," tandas PM Cameron.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Dailymail
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com