Pemerintah kota terpaksa mengambil langkah-langkah strategis untuk memastikan terpenuhinya target pengawasan harga tahunan. Selain itu, kota ini juga
memperketat kualifikasi yang dibutuhkan untuk pembeli rumah bukan penduduk dan akan meningkatkan pasokan lahan pemukiman.Sebagai informasi, harga rumah
di empat kota besar China mengalami lonjakan paling tinggi pada September lalu. Tren kenaikan tersebut terjadi sejak Januari 2011. Fenomena ini terus berlanjut pada bulan berikutnya, yakni Oktober, sekaligus memperbesar kekhawatiran akan gelembung properti yang akan menghambat pertumbuhan ekonomi.Lonjakan harga di Shanghai mencapai 17 persen dari tahun 2012. Angka ini merupakan kenaikan terbesar di antara 70 kota yang disurvei pemerintah setempat. Shanghai berada di belakang kawasan bisnis selatan China yakni Shenzhen dan Guangzhou yang membukukan pertumbuhan harga hingga 20 persen.
Sementara pada bulan Oktober, kenaikan harga mencapai rerata 10,7 persen. Lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu.
Padahal, ibukota China itu telah menaikkan uang
muka untuk rumah kedua menjadi 70 persen pada bulan Maret lalu.Mantan Perdana Menteri Wen Jiabao pada bulan Maret meningkatkan kampanye tiga tahun untuk menekan pertumbuhan harga tak terkendali dengan meningkatkan uang muka. Kampanye tersebut kemudian secara estafet disambut beberapa kota. Setelah Beijing, menyusul Shenzhen yang membuat gebrakan pada 1 November lalu.Jadi, di antara 4 kota besar tersebut, hanya
Guangzhou satu-satunya kota besar yang belum menaikkan persyaratan uang muka dari 60 persen. Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.