Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Hotel di Kawasan Ini Bakal "Booming"

Kompas.com - 22/10/2013, 18:10 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bisnis perhotelan erat kaitannya dengan jumlah kunjungan wisatawan dan juga aktivitas meeting, incentive, convention and exhibition (MICE). Jika kedua faktor tersebut mencatat penurunan kuantitas, maka sekaratlah bisnis sektor ini.

Namun, tampaknya, sektor perhotelan di Indonesia diyakini akan terus hidup bahkan tambah moncer. Terutama di kawasan-kawasan tertentu yang sedang tumbuh dan berkembang. Indikasinya jelas, jumlah kunjungan wisatawan asing terus menunjukkan tren peningkatan.

Menurut data yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS), secara kumulatif selama Januari-Agustus 2013, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia mencapai 5,64 juta kunjungan yang berarti meningkat 8,28 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2012.

Kenaikan jumlah kunjungan turis asing ini terjadi di sebagian besar dari 19 pintu masuk utama dengan persentase kenaikan tertinggi tercatat di pintu masuk Bandara Internasional Lombok, Nusa Tenggara Barat sebesar 92,02 persen. Diikuti Bandara Internasional Adi Sucipto, Daerah Istimewa Yogyakarta, 47,16 persen dan Bandara Internasional Minangkabau, Sumatera Barat, sebanyak 29,13 persen.

Tak hanya secara kumulatif, lonjakan jumlah kunjungan juga terjadi dalam setiap periode. Pada Agustus 2013, wisman yang datang mencapai 771.000 orang, melesat 21,57 persen dibanding jumlah kunjungan pada bulan yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan jumlah kunjungan wisman selama Agustus 2013 terjadi di hampir semua pintu masuk utama dengan persentase kenaikan tertinggi terjadi di Bandara Internasional Lombok sebesar 225,90 persen.

Kota lain yang mengalami akselerasi jumlah kunjungan wisman adalah Surabaya sebesar 13,27 persen, Makassar 27,74 persen, Bandung 15,66 persen, Denpasar (Bali) 9,97 persen dan Jakarta 10,19 persen.

Akan tetapi, di antara 19 pintu utama tersebut, jumlah kunjungan wisman ke Bali masih yang terbanyak. Pada Agustus 2013 mengalami kenaikan 21,69 persen dibanding tahun lalu, yaitu dari 254 ribu kunjungan menjadi 309,1 ribu kunjungan.

Menurut Senior Associate Director and Head of Research & Advisory Cushman & Wakefield Indonesia, Arief N Rahardjo, kota-kota yang mengalami lonjakan kunjungan dapat dipastikan memiliki prospek bisnis cerah untuk perhotelan.

"Mereka yang berkunjung baik business traveler maupun sekadar berlibur, tentu saja membutuhkan fasilitas akomodasi yang memadai. Oleh karena itu, bisnis perhotelan di kawasan dengan jumlah kunjungan terbanyak sangat prospektif," ujar Arief.

Ada dua tipe kawasan, lanjut Arief, yang punya potensi menjanjikan. Pertama kawasan wisata dengan daya pikat panorama alam dan budaya. Kedua, kawasan bisnis dengan daya pikat konsumsi sekaligus produksi yang menarik untuk investasi.

Nah, selain Jakarta, Bali dan Yogyakarta, merujuk pada jumlah kunjungan wisatawan, terutama asing, maka beberapa kawasan yang potensial mengalami pertumbuhan positif bisnis perhotelan adalah Lombok (Nusa Tenggara Barat), Padang dan Bukittinggi (Sumatera Barat), Bandung (Jawa Barat), Surabaya (Jawa Timur), Pekanbaru (Pekanbaru), Manado (Sulawesi Utara), Batam (Kepulauan Riau), dan Makassar (Sulawesi Selatan).

Di kawasan-kawasan tersebut, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang juga memperlihatkan progres positif. Selama kurun Januari hingga Agustus 2013, TPK Bali mencatat 62,64 persen dengan lama tamu menginap (length of stay) 2,99 hari.Disusul NTB 57,71 persen, dengan LOS 2,85 hari.

Berturut-turut Jakarta 56,28 persen dengan LOS 2,09 hari, Sulawesi Tengah 55,71 persen dengan LOS 1,90 hari, Sulawesi Utara 53,09 persen (LOS 3,71 hari) dan Yogyakarta 52,51 persen dengan LOS 2,06 hari serta Sulawesi Selatan 43,94 dengan LOS, 3,31 hari.

Corporate Communication Manager Tauzia, Yani Sinulingga, membenarkan, pelancong bisnis dan pelancong liburan adalah penggerak pertumbuhan bisnis perhotelan.

"Merekalah yang menentukan kinerja perhotelan yang tercermin dari tingkat penghunian kamar (occupancy rate). Di daerah wisata seperti Bali, rerata TPK hotel yang kami kelola mencapai 80-90 persen, sedangkan di daerah bisnis sekitar 70-80 persen," ujar Yani kepada Kompas.com, di Jakarta, Selasa (22/10/2013).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com