Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lahan Terbatas, Rumah Kontainer Bisa Jadi Solusi?

Kompas.com - 21/10/2013, 13:32 WIB
Latief

Penulis

KOMPAS.com - Upaya memanfaatkan kontainer sebagai bangunan rumah saat ini tak lagi hanya sekadar tren. Pemanfaatan kontainer semakin menjadi pilihan sebagai model pemecahan masalah perumahan.

Seperti dilansir www.dailymail.co.uk, mYPads Forest YMCA menyiapkan model kontainer pengiriman yang akan digunakan sebagai apartemen studio di London. Kontainer-kontainer ini telah dirancang sebagai hunian dilengkapi dengan televisi, kamar mandi, dan penyejuk ruangan.

Dalam sebuah wawancara dengan BBC, Tim Pain dari Forest YMCA mengatakan, hunian model kontainer ini cocok untuk orang dewasa yang tengah berjuang hidup lepas dari orang tua, tak terutama mereka yang telah bekerja penuh waktu. Mereka tidak perlu pusing lagi mencari perumahan.

Harga satu "apartemen kontainer" ini sebesar 31.884 dolar AS atau sekitar Rp 362 juta. Tetapi, mereka yang tinggal di sana hanya akan membayar sekitar dolar AS atau Rp 1.351.245 per bulan.

Saat ini The FYMCA telah mendapatkan lampu hijau untuk mengerjakan proyek selama dua situs hunian dari kontainer tersebut, yaitu Coopers Lane di Leyton dan kantor pusat Jalan Hutan FYMCA itu.

www.designboom.com Untuk merespon kebutuhan perumahan pascagempa bumi dan tsunami yang menghantam Jepang pada 2011 lalu, arsitek Yatsutaka Yoshimura di Jepang juga telah membuat beberapa rangkaian kontainer sebagai rumah penampungan dengan anggaran murah namun berkualitas tinggi.
Solusi krisis rumah

Sebelumnya, Sebuah dewan perumahan di Brighton, Inggris, juga tengah menggunakan 36 kontainer bekas untuk diadaptasi sebagai hunian sementara bagi orang-orang yang tidak memiliki rumah permanen. Hal ini dilakukan sebagai salah satu cara untuk menghentikan kesenjangan terhadap mereka yang belum punya rumah.

Tampaknya, upaya ini sebagai rencana terakhir untuk menangani persoalan krisis rumah yang bikin depresi. Kontainer-kontainer tersebut diubah menjadi berbentuk apartemen mungil (flat) meliputi kamar mandi dan dapur.

Dua tahun lalu, struktur hunian dari kontainer ini didesain menjadi semacam proyek sosial bidang perumahan di Amsterdam, Belanda. Tetapi, sayangnya, rencana tersebut terlantar setelah terpukul persoalan sulitnya pendanaan untuk proyek tersebut.

Tetapi, di Brighton, Brighton Housing Trust and pengembang QED baru-baru ini telah menyerahkan proposal perencanaan untuk melaksanakan ide "rumah kontainer" tersebut kepada dewan kota untuk membuat pusat hunian modifikasi dari kontainer bekas. 

www.designboom.com Yatsutaka telah mulai bekerja menggunakan kontainer-kontainer yang akan dimasukannya dalam proyek Bayside Marina Hotel, prototip
Sementara itu, untuk merespon kebutuhan perumahan pascagempa bumi dan tsunami yang menghantam Jepang pada 2011 lalu, arsitek Yatsutaka Yoshimura di Jepang juga telah membuat beberapa rangkaian kontainer sebagai rumah penampungan dengan anggaran murah namun berkualitas tinggi.

Yatsutaka telah mulai bekerja menggunakan kontainer-kontainer yang akan dimasukannya dalam proyek Bayside Marina Hotel, prototip "rumah penampungan" itu telah selesai dibangun. Meskipun masih setengah jadi, interior dan eksterior rumah kontainer ini malah dinilai bisa dijadikan sebagai bentuk rumah jadi.

Sebanyak 20 kontainer dalam proyek itu ternyata bisa dipasang-pasangkan berisi dapur, ruang tamu, kamar mandi, dan ruang tidur. Namun demikian, pengajuan untuk konsep rumah permanen akan membutuhkan biaya sekitar 60, 000 dolar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com