Kemungkinan aksi beli ini, lanjut Ishak, khususnya terjadi pada daerah-daerah di sekitar Jakarta yang aksesnya semakin mudah dicapai menggunakan moda transportasi baru seperti MRT (mass rapid transit), monorel, atau jalan tol baru. Untuk jalan tol baru, perumahan-perumahan yang berlokasi di pintu-pintu tol tentu akan menuai kesempatan.
Namun, menurut Ishak, lokasi bukan semata-mata pertimbangan konsumen properti. Mudahnya akses juga menjadi salah satu pertimbangan penting. Tidak hanya harus dilalui, penghuni juga harus bisa menggunakan akses tersebut.
"Lokasi bagus, tapi transportasinya susah bagaimana?" ujar Ishak ditemui KOMPAS.com di BSD City.
"Orang bilang, suksesnya bisnis properti apa, lokasi? Saya bilang bukan. Lokasi bagus, tapi aksesnya susah, bagaimana caranya. Yang saya bilang adalah akses. Bagaimana cara mengubah prinsip itu, ya? Saya ingin mengubah. Akses, akses, akses. Orang bilang lokasi, lokasi, lokasi," ujar Ishak.
Ishak mencontohkan rumah di Jelambar dan rumah di BSD. Keduanya punya perbedaan besar.
"Lokasi mana yang bagus, yang satu di Jakarta dan satu lagi di Tangerang Selatan? Tapi, aksesnya lebih enak mana? Harga BSD dan harga di Jelambar, lebih besar harga di BSD. Sepuluh sampai dua puluh tahun yang lalu, Jelambar lebih mahal dari BSD," tandasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.