Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hingga 2016, Simatupang "Dijejali" 20 Perkantoran Baru

Kompas.com - 18/09/2013, 15:59 WIB
Hilda B Alexander

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Bisnis sektor perkantoran di Jakarta sedang berada dalam masa bulan madu. Permintaan tinggi, pasokan terbatas, dan harga terus bergerak naik. Hingga saat ini,   capaian harga tertinggi senilai 45 dollar AS (Rp 513.698)-50 dollar AS (Rp 570.775) per meter persegi yang berasal dari perkantoran premium. Sementara tingkat hunian tumbuh stabil sebesar 95 persen.

Pertumbuhan tersebut bukan semata terjadi di dalam kawasan bisnis terpadu (central business district/CBD), melainkan sudah merata ke seluruh wilayah. Koridor Simatupang, Jakarta Selatan, adalah salah satu wilayah yang berkontribusi besar terhadap pertumbuhan bisnis sektor perkantoran. Sebanyak 21 persen dari total 2,22 juta ruang kantor luar CBD berada di sini.

Menurut hasil riset Colliers International Indonesia, selama paruh pertama 2013, koridor Simatupang menyumbang 37.181 meter persegi pasokan ruang perkantoran baru yang berasal dari Menara Alamanda dan Plaza Oleos 2.

Ricky Tarore, Senior Associate Director Office Services Colliers International Indonesia, mengatakan, setelah beroperasinya kedua gedung baru tersebut, koridor ini akan menambah lagi pasokan ruang kantor baru seluas 47.795 meter persegi.

"Sehingga, secara kumulatif di Simatupang tersedia ruang seluas 513.806 meter persegi sampai akhir tahun ini," ujar Ricky kepada Kompas.com, di Jakarta, Rabu (18/9/2013).

Penambahan bakal terus berlanjut ketika gedung-gedung yang saat ini masih dalam konstruksi rampung pada 2014 mendatang. Lahan seluas 247.415 meter persegi akan meramaikan pasar perkantoran. Belum lagi bila dikalkulasi hingga 2016 nanti. Sejumlah 20 gedung perkantoran anyar dipastikan menjejali koridor Simatupang dalam tiga tahun ke depan.

Ke-20 gedung tersebut adalah Aneka Tambang 2, Talavera Suite, The CEO, Beltway Office Park Tower 3, GKM Tower, Manhattan Square Tower 1, Palma Tower, 18 Office Park, Plaza Oleos, Graha MRA, Metropolitan Tower, South Quarter 1, AD Premier, Naras Tower, South Quarter 2, South Quarter 3, Manhattan Square Tower 2, Beltway Office Park Tower 4, Signum North Tower, dan Manhattan Square Tower 3.

Secara historis, kawasan Simatupang mengalami akselerasi yang pesat. Jika pada 2000 silam hanya mampu menyediakan ruang kantor seluas 144.264 meter persegi, tahun 2012 membengkak menjadi 428.830 meter persegi. Tumbuh sekitar 9 persen per tahun.

Akselerasi tersebut, menurut Ricky, dipicu oleh harga sewa dan jual yang terhitung lebih kompetitif ketimbang di CBD Sudirman, Kuningan, dan Thamrin. "Bayangkan, harga di sini separuh lebih murah dibandingkan harga kantor di pusat kota sehingga banyak perusahaan yang mengalihkan orientasi ekspansinya ke koridor Simatupang," tandasnya.

Selain perkara harga, urusan non-teknis seperti bebas aturan lalu lintas 3 in 1 dan dikelilingi fasilitas publik macam rumah sakit, pusat belanja, dan sekolah juga menjadi pertimbangan. Apalagi, koridor Simatupang lebih terbuka karena dilintasi jalur bebas hambatan Jakarta Outer Ring Road (JORR).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com