Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manhattan Square Rampung, Simatupang Kian Padat dan Mahal!

Kompas.com - 18/09/2013, 14:59 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Koridor Simatupang, Jakarta Selatan, kian padat dan mahal saat para pengembang merampungkan konstruksi proyek perkantoran mereka. Seusai PT Karya Deka Graha Lestari dan PT Oleos Kirana Pratama menyelesaikan Alamanda Tower dan Plaza Oleos 2, kini giliran PT Sumber Mesin Raya.

PT Sumber Mesin Raya (SMR) baru saja melaksanakan prosesi tutup atap (topping off) Mid Tower, Rabu (18/9/2013).

Gedung perkantoran setinggi 28 lantai tersebut merupakan bagian dari pengembangan The Manhattan Square. Ini adalah proyek multifungsi pertama yang dilahirkan SMR. Proyek ini mengintegrasikan 3 menara perkantoran, 1 gedung hotel, dan ruang ritel di atas tanah selapang 3 hektar.

Menurut Komisaris Sumber Mesin Raya, Darta Chandra, setelah Mid Tower rampung, mereka akan meneruskan pembangunan menara kedua dan hotel yang akan dimulai pada semester I 2014.

"Saat ini, semua masih dalam proses perizinan. Kami akan memulai kick off tahun depan. Nilai investasi masih dihitung terkait kenaikan material bangunan, terutama besi, jadi ada revisi dan proyeksi baru. Sedangkan dana yang sudah kami gelontorkan untuk Mid Tower senilai Rp 350 miliar," jelas Darta kepada Kompas.com.

Menurut Senior Associate Director Office Services Colliers International Indonesia, Ricky Tarore, dengan beroperasinya Mid Tower nanti, maka koridor Simatupang akan memasok sekitar 513.806 meter persegi ruang kantor hingga akhir 2013.

"Kebutuhan ruang perkantoran di koridor Simatupang terus meningkat. Terutama berasal dari perusahaan yang melakukan aksi ekspansi dan relokasi dari gedung-gedung lama di pusat kota atau kawasan lain di luar pusat bisnis (central business district/CBD). Wajar bila banyak pengembang dan investor menggarap koridor ini. Implikasinya, harga melesat tinggi," papar Ricky.

Untuk diketahui, harga sewa ruang perkantoran yang masih dalam tahap konstruksi basement saja, seperti AD Premier, sudah mencapai Rp 165.000 per meter persegi di luar biaya servis. Sementara Mid Tower yang sudah menjulang, tentu lebih mahal lagi.

Perkantoran ini dipasarkan secara hibrid, sewa, dan jual. Saat ini, harga sewanya sudah menyentuh angka Rp 200.000 per meter persegi di luar biaya servis senilai Rp 45 ribu per meter persegi. Sementara harga jual sekitar Rp 23 juta per meter persegi. Padahal sejak diperkenalkan perdana pada Januari 2012 lalu, harganya masih berada pada kisaran Rp 17 juta per meter persegi.

Setelah mengembangkan The Manhattan Square yang dijadwalkan selesai pada 2016 mendatang, SMR akan berkonsentrasi pada proyek-proyek lainnya. Mereka tercatat telah memiliki lahan seluas 8 hektar di Karawaci Tangerang. Lokasinya berdekatan dengan Supermall Karawaci. Di sini mereka akan membangun proyek mixed use yang berisi perkantoran, apartemen, ruko, dan fasilitas komersial lainya. Sementara satu pengembangan lainnya adalah kawasan industri seluas 120 Ha di Cikarang.

Secara keseluruhan hingga kini, cadangan lahan (landbank) yang dimiliki perusahaan seluas 200 Ha. Tersebar di kawasan Jadebotabek dan Sukabumi. Jumlah ini akan bertambah saat aksi korporat lainnya, yakni akuisisi lahan di kawasan CBD Jakarta terealisasi.

 




Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com