Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Material Berbasis Tenaga Surya Tumbuh Tiga Kali Lipat!

Kompas.com - 23/07/2013, 18:13 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Sumber Bloomberg

KOMPAS.com - Masa depan sel surya yang digunakan sebagai pelapis bangunan, diprediksi akan menguasai pasar dalam dua atau tiga tahun ke depan. Penggunaan sel surya saat ini sudah meluas. Stadion-stadion sepakbola yang akan digunakan dalam perhelatan akbar FIFA World Cup 2014 di Brasil dan markas besar perbankan di Inggris, hasil rancangan arsitek Norman Foster, telah menggunakan material ini.

Teknologi berbasis tenaga matahari yang diupayakan Foster, mengadopsi bangunan photovoltaic terpadu (building integrated photovoltaic/BIPV), di mana fitur pembangkit listrik bukan sekadar tempelan. Ia harus merancang bangunan baru yang menghasilkan emisi nol pada 2020 setelah beroperasi.

"Membangun tenaga matahari terintegrasi pada gedung perkantoran dan pabrik yang menghasilkan energi secara konsisten pada siang hari, tidak membutuhkan tambahan ruang yang mahal atau instalasi maksimal, sebaliknya hal ini merupakan solusi energi yang paling jelas," kata Gavin Rezos, Principal Viaticus Capital Ltd, perusahaan penasihat investasi teknologi berbasis di Australia.

Pasar Berkembang

Menurut Accenture Plc mengutip penelitian NanoMarkets, pasar energi surya diperkirakan akan tumbuh sebesar 7,5 miliar dollar AS (Rp 74,1 triliun) pada tahun 2015 dari sekitar 2,1 miliar dollar (Rp 20,7 triliun).

Penjualan kaca surya juga diperkirakan akan mencapai sebanyak 4,2 miliar dollar AS (Rp 41,5 triliun) pada tahun 2015, dan penjualan dinding yang terintegrasi dengan sel surya sebesar 830 juta dollar AS (Rp 8,2 triliun). Sekitar 1,5 miliar dollar AS (Rp 14,8 triliun) diharapkan dapat dihasilkan dari ubin surya dan material lainnya.

Teknologi ini memberikan sedikit "injeksi" tenaga buat produsen yang sempat mengalami keterpurukan. Mereka terpuruk akibat jatuhnya harga panel surya tradisional hingga 90 persen sejak 2008 karena kelebihan pasokan, margin keuntungan terpangkas sehingga mendorong lebih dari 30 perusahaan termasuk Q-Sel SE dan Suntech Power Holdings Co ke dalam kebangkrutan.

Industri ini termasuk mapan, apalagi di Amerika Serikat, di mana Dow Chemical Co (DOW), perusahaan kimia dengan penjualan terbesar, mampu menjual lebih dari selusin panel surya yang terlihat seperti bahan atap biasa. BASF SE (BAS) juga sedang mengembangkan produk untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Menurut Foster sebelum memasukkan sel matahari menjadi produk bangunan, penting untuk dipertimbangkan bahwa struktur bangunan harus dapat diakses untuk pembersihan dan pemeliharaan. Di Abu Dhabi, Foster menyebar 3.156 panel surya di bagian atas gedung Masdar Institute.

Meski efektif dan dapat menghemat energi, produk solar terpadu setidaknya masih 10 persen lebih mahal ketimbang panel surya photovoltaic tradisional. Untuk saat ini, jauh lebih murah menginstal modul konvensional kecuali atap bangunan yang dikembangkan memiliki bentuk yang tidak biasa.

Namun, solusi ini menjadi menarik di tengah mahalnya harga energi berbahan bakar fosil sebagai pembakit tenaga listrik. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Bloomberg
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com