Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/06/2013, 20:23 WIB
Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah sempat diwarnai kericuhan dan ditunda pelaksanaannya pada Musyawarah Nasional IV Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI), Kamis (13/6/2013) lalu, sidang paripurna pemilihan Ketua DPP APERSI akhirnya kembali dibuka Rabu (19/6/2013) kemarin di hotel Kini Pontianak. Sidang berlangsung hingga Rabu tengah malm itu menghasilkan beberapa keputusan, terutama memilih ketua baru.

Sidang Munas Apersi tersebut dihadiri Unsur Pimpinan Sidang Munas APERSI, DPD APERSI, Dewan Pertimbangan Organisasi, para pendiri, panitia, anggota biasa dan pengurus DPP demisioner, serta peninjau. Hasil Sidang Paripurna V tersebut menghasilkan beberapa keputusan, salah satunya mengangkat Eddy Ganefo, kandidat incumbent, sebagai Ketua Umum DPP Apersi periode 2013-2016, yang terpilih secara aklamasi.

Hasil sidang itu juga memutuskan formatur sebanyak 5 orang, meliputi Eddy Ganefo (ketua) dan anggota Pendi Hasanuddin, Vidi Surfiadi, Junaidi Abdillah dan Dorce Kalesaran. Adapun
Pengurus DPP Apersi periode 2013-2015 mendatang terdiri dari Eddy Ganefo (ketua umum), HM Hidayat (Sekretaris Jenderal), serta Doortje Kalesaran (bendahara umum).

"Sidang berlangsung dengan lancar dan kondusif. Ke depan semua akan berjalan sesuai program APERSI. Harapan saya, APERSI bisa mengubah arti MBR bukan lagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah seperti selama ini, tetapi Masyarakat Beli Rumah," ujar Eddy kepada Kompas.com di Jakarta, Kamis (20/6/2013).

Seperti dikatakan sebelumnya, pada 2013 ini APERSI menargetkan pembangunan 100.000 unit rumah murah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Eddy mengakui, upaya APERSI masih belum mencapai target.

Mengenai target pembangunan rumah tersebut, Eddy melanjutkan, dirinya masih belum puas dengan pencapaian hingga April 2013. Tercatat sampai April ini baru 16.000 unit yang sudah terjual.

Pada awal Mei lalu, APERSI meresmikan Perumahan Umum Pondok Melati dan Grand Permata. Perumahan khusus pekerja ini dibangun dekat dengan salah satu lokasi industri terbesar di Jawa Barat, Cikampek. Perumahan Pondok Melati memiliki 541 unit rumah, yang masing-masing unitnya memiliki tipe 35/65 seharga Rp 88 juta. Ke depan, APERSI juga telah mengumumkan program pengembangan 1.000 rumah gratis untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebagai kompensasi kenaikan tarif BBM.

"Kami akan bekerjasama dengan BTN, termasuk terkait usulan kami untuk mengakomodir kebutuhan rumah bagi masyarakat non fix income atau pekerja informal," kata Eddy.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com