Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JB Tower, Gaya Betawi dan Hemat Energi

Kompas.com - 29/05/2013, 16:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Biaya membangun gedung ramah lingkungan, memang mahal. Anggaran yang sudah ditentukan pun dapat membengkak sewaktu-waktu karena harga material ramah lingkungan akan berubah lebih cepat dari material konvensional.

Menurut Direktur PT Mardhika Artha Upaya (MAU) Wahyu Dewanto, pembengkakan anggaran bisa mencapai 20 persen hingga 30 persen. Namun demikian, hal ini  tidak mengurungkan niat MAU membangun gedung perkantoran ramah lingkungan di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

MAU merancang pembangunan perkantoran bertajuk Jakarta Box Tower (JB Tower). Pengembang ini tak hanya mengadopsi konsep ramah lingkungan, juga menempatkan kultur khas Betawi dalam desainnya. Sehingga tercipta "perkawinan" harmoni antara modernitas, ramah lingkungan dan kultur tradisional Betawi yang lebih dari sekadar ornamen penghias.

Wahyu mengklaim meski biaya pembangunan gedung tersebut lebih mahal, namun biaya perawatannya jauh lebih murah dan energi yang dapat dihemat sebesar 70 persen. Rendahnya jumlah biaya perawatan akan berpengaruh pada jumlah biaya yang harus dikeluarkan para penyewa setiap bulan. Selain itu, pemakaian listrik serta beban pendingin udara juga lebih kecil.

"Gedung ini menggunakan double glass yang dapat menahan panas sinar matahri," ujar Wahyu. Kaca-kaca dobel tersebut mampu mengurangi jumlah sinar matahari yang masuk ke dalam gedung dan meringankan beban pendingin udara. Selain itu, area parkir gedung akan ditutup dengan alumunium panel berlubang yang berfungsi sebagai ventilasi udara.

Lubang perforasi tersebut akan menampilkan pola gambar abstrak dari ondel-ondel dan Abang None Jakarta. Jadi, lambang-lambang khas Betawi tersebut tidak hanya menjadi ornamen namun juga berfungsi. Tak sebatas itu, keramahan lingkungan serta penghematan energi juga tercermin dari maksimalisasi pemanfaatan air hujan.

"Kami memiliki penampungan air hujan (water harvesting) yang akan diolah kembali untuk menjadi air bersih. Itu bisa untuk menyiram tanaman, dan "flushing" di toilet juga," imbuh Wahyu kepada Kompas.com di Jakarta, Rabu (29/5/2013).

JB Tower menempati lahan seluas 7.000 meter persegi yang diperoleh MAU dari lelang BPPN pada 2000. Seluas 1.500 meter persegi dari lahan tersebut secara khusus diperuntukkan bagi Ruang Terbuka Hijau dan jalur pejalan kaki. Gedung JB Tower sendiri seluas 60.000 meter persegi. Selain memiliki beberapa fitur untuk menghemat penggunaan listrik, gedung yang akan beroperasi pada kuartal III 2015 ini juga memiliki ruang parkir sepeda untuk menunjang hari bebas mobil.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com