Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malaysia-Singapura Bangun Kota Kembar

Kompas.com - 27/05/2013, 11:35 WIB

KOMPAS.com -  Malaysia dan Singapura bersepakat membangun kota kembar laiknya London dan Paris melalui kesepakatan kerjasama pengembangan infrastruktur jaringan rel kereta kecepatan tinggi. 

Sebagaimana kita ketahui, pemimpin kedua negara, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak dan Menteri Lingkungan Hidup Singapura Lee Hsien Loong telah mengumumkan rencana membangun jaringan rel kereta kecepatan tinggi pada tahun 2020. Jalur ini akan memotong perjalanan sepanjang 300-kilometer (186 mil) dari Singapura ke Kuala Lumpur dengan waktu tempuh 90 menit. Jika ini terwujud, dua ibu kota; Kuala Lumpur dan Singapura akan menjadi kota kembar laiknya London dan Paris.

Perusahaan-perusahaan Singapura telah menginvestasikan sekitar 2,5 miliar dollar AS (Rp 24,4 triliun) di Iskandar Economic Zone sejak dirancang tahun 2006. Besaran investasi tersebut membuat mereka menjadi investor asing terbesar. Luas Iskandar Economic Zone mencapai 222.600 hektar, hampir tiga kali ukuran kota New York. Sebaliknya, Singapura yang berpenduduk 5,3 juta jiwa justru lebih kecil dari wilayah metropolitan AS itu.

"Kekayaan Singapura tentu bisa menguntungkan Malaysia, begitupula dengan Malaysia yang akan berkontribusi terhadap SingapuraSaya tidak keberatan, Singapura bisa menjadi Manhattan, kami akan menjadi New Jersey. Jadi, kita bisa makmur bersama-sama," ucap Najib.

Eratnya hubungan kedua jiran tersebut juga memantik akselerasi pengembangan Iskandar Economic Zone seluas 222.600 hektar. Salah satu pelaku usaha yang berperan di sini adalah UEM Land Holdings Bhd. Mereka mulai menjual proyek residensial dan komersial terbarunya senilai 4 miliar ringgit (Rp 38,9 triliun) dengan menyasar pasar Singapura. Selain properti residensial dan komersial, pengembang ini juga menawarkan trek balap F1 dan gedung pameran.

UEM Land sendiri merupakan pemilik lahan terbesar di wilayah Iskandar dengan luas sekitar 6.100 hektar. Wilayah yang mereka tempati bernama Nusajaya. Selain itu, mereka juga mengoleksi aset lahan seluas 3.500 hektar di luar Nusajaya. UEM Land dimiliki oleh Khazanah Nasional Bhd, perusahaan investasi-negara, dengan komposisi kepemilikan saham sebesar 65 persen. Tugas Khazanah adalah mengawasi perkembangan Nusajaya, salah satu dari lima zona di Iskandar.

Sekitar tiga-perempat dari perkembangan baru akan terkonsentrasi di Nusajaya. Harga-harga properti tumbuh signifikan. Apalagi kondominium baru yang naik lebih dari dua kali lipat sejak 2009, dari sebelumnya 310 ringgit per meter persegi  (Rp 973,861) menjadi 480 ringgit per meter persegi (Rp 1,5 juta) pada 2011. Harga aktual berada pada angka 800 ringgit (Rp 2,5 juta). Pertumbuhan tersebut dipicu oleh rencana mereka mengincar pasar Singapura.

Tahun ini Kinerja UEM Land melonjak 57 persen, mengalahkan pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan FTSE Bursa Malaysia KLCI Index sebesar 4,9 persen. Ini merupakan kenaikan terbesar dalam sejarah IHSG.

Para pengembang, termasuk UEM Land diatur untuk mendapatkan keuntungan dari kemenangan Najib dalam Pemilu awal bulan ini. Kemenangan tersebut memberi Perdana Menteri mandat untuk terus mempromosikan program transformasi ekonomi yang ditujukan menarik investasi sebesar 444 miliar dollar AS (Rp 1.394 triliun) dari sektor swasta, termasuk minyak dan gas di sekitar wilayah Iskandar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com