Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Singapura, Rusun Ini "Sekelas" Kondominium Mewah!

Kompas.com - 23/04/2013, 14:24 WIB

KOMPAS.com - Lebih dari 80 penduduk Singapura tinggal di kawasan perumahan yang dibangun pemerintah. Hal itu dikarenakan harga perumahan di pusat kota di negara itu sangat mahal. Umumnya, hanya orang-orang berduit saja yang bisa tinggal di sebuah kondominium pribadi.

Memang, sebagian besar penduduk Singapura hanya bisa menghasilkan pendapatan 97 ribu dolar Singapura per tahun sehingga memilih tinggal di kawasan perumahan rakyat. Tapi, dari sekian banyak perumahan yang dibangun pemerintah Singapura, ada satu versi hunian yang dibangun lebih glamor, yaitu Pinnacle @ Duxton.

Seperti diungkapkan Jennifer Polland di www.businessinsider.com, hunian tergolong public housing atau rumah susun ini berbeda dengan yang ada di Amerika Serikat, apalagi di Indonesia. "Rusun" ini lebih cocok disebut kondominium mewah.

Pada 2009, komplek rusun ini diresmikan oleh Menteri Pembangunan Nasional Singapura setelah seluruh unit selesai dibangun pada Desember 2009. Sementara proses serah terima kunci dilakukan pada 13 Dec 2009.

Kehadiran Pinnacle @ Duxton menjadi kawasan perumahan yang memang diperuntukkan untuk publik. Terdiri dari tujuh menara, rusun ini memiliki 1.848 unit yang sebagian besarnya terdiri dari tiga kamar luas dan berdekorasi modern.

Setiap menara itu dihubungkan oleh beranda yang berada di lantai 50. Beranda itu sendiri berisi pusat kebugaran, area joging, arena bermain anak, serta pemandangan menakjubkan ke arah kota dan pelabuhan. 

Tentunya, Pinnacle @ Duxton memperlihatkan sebuah perumahan untuk masyarakat kelas atas dan banyak masyarakat memilih tinggal di unit yang lebih tua. Namun, ke depannya proyek hunian ini jugalah yang akan dikembangkan oleh Singapore's Housing & Developmen Board (BOD).

Adapun firma arsitektur ARC Studio yang membangun kompleks ini dengan tujuan untuk memberikan cara hidup lebih beragam bagi penghuninya. Salah satunya adalah dengan membangun komplek perumahan ramah lingkungan. Hal ini tampak pada bagian luar dari kompleks yang memiliki taman dan fasilitas rekreasi.

"Kami kagum melihat, bagaimana konsep ramah lingkungan dan alam menyatu dalam sebuah karya arsitektur," kata pimpinan desainer ARC, Khoo Peng Beng. 

Hasil dari hunian modern ini adalah sebuah komplek perumahan yang secara mengejutkan bisa membangun keakraban meski dalam skala hunian yang besar.

(Sumber: www.businessinsider.com)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com