Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negeri Sakura "Serbu" Indonesia (Bagian III)

Kompas.com - 12/04/2013, 19:24 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Tidak seperti generasi pertama, rombongan investor Jepang berikutnya lebih ramah terhadap segala peluang pengembangan properti. Mereka mulai melirik kawasan sub urban Jakarta, seperti Cikarang di Bekasi, Jawa Barat.

Adalah Marubeni Corporation yang mengawali pergeseran orientasi investasi ini. Bersama dengan Manunggal Group, pada 1990, Marubeni membentuk perusahaan bertajuk Megalopolis Manunggal Industrial Development guna membesut MM2100. Ini merupakan sebuah kawasan industri seluas 805 hektar. Terdapat 170 perusahaan manufaktur dan bisnis terkait yang sudah beroperasi di sini.

Aksi strategis Marubeni menggoda sesama pengembang Jepang lainnya. Menurut data Leads Property Indonesia, Sumitomo yang sudah memiliki portofolio perkantoran vertikal di kawasan Segi Tiga Emas Jakarta, pada 1996 menggandeng Lippo Cikarang dan Spinindo Mitradaya guna membangun East Jakarta Industrial Park (EJIP).

Berbeda dengan perusahaan Jepang lainnya, Itochu dan Sojitz justru menggarap hunian tapak yang saat itu belum banyak dilirik. Mereka mengajak Sinarmas Land melansir Kota Wisata di Cibubur. Tak hanya itu, bersama mitra lokal yang sama, Sojitz juga mengembangkan township development Kota Deltamas seluas lebih kurang 3.000 ha dan kawasan industri Greenland International Industrial City (GIIC) seluas 1.300 ha. Sedangkan Itochu mendapat konsesi untuk “menguasai” lahan seukuran 1.200 ha guna dimanfaatkan sebagai Karawang International Industrial City (KIIC).

Lain lagi dengan Kajima Corporation yang bersama perusahaan domestik membidani kelahiran Senayan Trikarya Sempana. Mereka tidak latah membebek jejak pionir kawasan industri, justru mendekati Badan Layanan Umum (BLU) Pusat Pengelolaan Gelora Bung Karno untuk membangun superblok Senayan Square dengan ikon pusat belanja mewah, Plaza Senayan.

Menurut Head of Capital Market and Investment Knight Frank Fakky Ismail Hidayat fenomena “diaspora” itu kemudian berkembang ke sektor atau jenis properti lainnya. Seperti perhotelan, resort, residential dan lain-lain. “Lokasi pengembangan juga mulai terdistribusi ke seluruh Indonesia, mulai Batam, Bintan, Karimun, Bali, Surabaya hingga Manado,” tandas Fakky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com