Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mengintip" Isi Rumah Herodes

Kompas.com - 13/02/2013, 12:35 WIB

YERUSALEM, KOMPAS.com — Mengintip cara hidup raja-raja yang memerintah dunia ini pada era sebelum Masehi bisa kita lakukan dengan mengunjungi museum, salah satunya melalui pameran bertajuk "Herod the Great: The King's Final Journey (Herodes yang Agung: Perjalanan Terakhir Sang Raja)" di Museum Israel, Yerusalem.

Artefak yang ditampilkan dalam pameran ini adalah cahaya baru bagi informasi mengenai peran Herodes dalam bidang politik, arsitektur, dan estetika selama ia memerintah (37-4 SM). Pameran tersebut berlokasi di Bella and Harry Wexner Gallery, The Israel Museum, mulai hari ini, Rabu (13/2/2013) hingga 5 Oktober 2013 mendatang.

Hasil kurasi Dudi Mevorach dan Silvia Rozenberg tersebut akan menampilkan barang-barang pribadi Raja Herodes yang ada di kerajaannya, ornamen, serta makamnya sendiri. Pameran tersebut menampilkan perlengkapan yang ada di dalam "rumah" sang raja, termasuk perlengkapan mandi dan dekorasi rumahnya.

Menurut situs resmi The Israel Museum, pameran ini sepenuhnya didedikasikan untuk "Herodes yang Agung", pembangun Israel dan salah satu figur paling kontroversial sepanjang sejarah Yahudi. Rekonstruksi besar-besaran dan penemuan baru dari Kerajaan Herodes di Herodium, Yeriko, dan situs lain akan dipamerkan di sini. Barang-barang artefak tersebut dipamerkan kepada masyarakat umum untuk pertama kalinya.

Raja pembangunan

Makam Herodes yang ditemukan di Herodium setelah 40 tahun pencarian oleh mendiang Prof Ehud Netzer dari Hebrew University merupakan salah satu kebanggaan dalam pameran ini. Sebanyak 250 artefak digali selama 40 tahun di Herodium, istana "Raja Pembangunan" yang ada di puncak bukit gersang. Tempat tersebut dapat dicapai dengan sebuah perjalanan singkat dari Yerusalem.

Pameran tersebut juga memajang beberapa patung dan bust atau patung berukuran kecil yang menampilkan figur tokoh dari kepala hingga bagian dada. Selain itu, pameran ini akan memajang sebuah bak mandi yang digali dari rumah pemandian di situs tersebut.

Barang-barang kuno tersebut datang dari periode ketika Romawi menduduki Tanah Suci dan menunjuk Herodes sebagai penguasa Yudea. Herodes memerintah daerah yang kini menjadi Israel dan Tepi Barat selama lebih dari 30 tahun dan meninggal pada tahun keempat SM.

Herodes dikenal sebagai pemimpin yang banyak membangun istana-istana dan benteng. Di sisi lain, ia juga dikenal sebagai "pembunuh bayi" dalam cerita tradisi Kristiani.

Bukan hanya sosok Herodes yang penuh kontroversi. Pembukaan pameran ini juga tengah memicu gejolak antara Israel dan Palestina mengenai siapa yang memiliki hak untuk menggali artefak-artefak tersebut.

Orang-orang Palestina mengeluhkan barang-barang pameran diambil dari Tepi Barat, tanah yang diduduki Palestina pada 1967 dalam Perang Timur Tengah. Mereka mengatakan bahwa artefak digali tanpa sepengetahuan mereka. Bahkan, Menteri Pariwisata dan Benda Antik Palestina Rula Ma'ayah mengatakan bahwa semua aktivitas arkeologis Israel di Tepi Barat adalah kegiatan ilegal.

"Banyak lokasi penggalian (di teritori Palestina) jatuh di bawah kendali Israel dan kami tidak dapat mencapai tempat tersebut. Semua tindakan penggalian di teritori yang sudah dikuasai melanggar hukum, tetapi Israel membawa mereka keluar. Bahkan, jika mereka tidak menggali, mereka tidak memungkinkan kita untuk melakukannya," kata Ma'ayah.

Direktur Museum James Snyder mengatakan, hasil penggalian arkeologis di Tepi Barat semuanya dibawa keluar menurut konvensi internasional dan protokol yang ada dalam perjanjian damai sementara Israel-Palestina. Snyder mengatakan, ia tidak mengetahui adanya diskusi dengan pihak Palestina yang berwenang atas kegiatan arkeologis mengenai pameran ini. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa tidak mungkin mempelajari artefak temuan mereka tersebut, tepat di situs di Herodium. Relikui tersebut, menurutnya, pada akhirnya akan dikembalikan ke Herodium setelah adanya fasilitas memadai untuk menyimpannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com