Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Skyscraper City", Forum Pencinta Gedung Pencakar Langit

Kompas.com - 29/10/2012, 11:25 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota komunitas Skyscraper City Indonesia punya cara unik merayakan Hari Sumpah Pemuda. Alih-alih hanya merayakan dengan upacara bendera dan acara bincang- bincang, anggota forum ini justru merayakannya dengan "mengunjungi" puncak gedung pencakar langit yang masih dalam proses pembangunan. Apa sih tujuannya?

Digelar pada Minggu (28/10/2012) pagi di Marketing Gallery Ciputra, Jalan Satrio Kuningan, Jakarta, mereka ikut merasakan kengerian berada ratusan meter di atas permukaan tanah. Para "forumer" ini memang sengaja "memanjat" salah satu tower Ciputra World 1 yang hanya berjarak beberapa meter dari Gedung Marketing Gallery Ciputra.

Sebelum melakukan hal itu, Komunitas Skyscraper City Indonesia juga menggelar diskusi memperingati Hari Sumpah Pemuda di Marketing Gallery Ciputra, Kuningan, Minggu (28/10/2012). Acara bincang-bincang bersama bersama General Manager Ciputra World Jakarta (CWJ) Kenny Seraphine tersebut membahas seputar kontribusi CWJ terhadap pertumbuhan kota Jakarta sebagai kota bertaraf internasional.

Selesai diskusi, dengan menumpang elevator proyek, para anggota komunitas Skyscraper City Indonesia "mendarat" di lantai 42 gedung tersebut untuk mengibarkan bendera merah-putih dan berfoto bersama. Sebelum menaiki elevator, para peserta harus lebih dulu mengenakan helm khusus sebagai standar keamanan di lokasi proyek yang belum selesai.

Salah satu anggota aktif forum Skyscraper City Indonesia, Hilda atau akrab disapa Mam Hilda, mengatakan, forum Skyscraper City Indonesia ini bertujuan untuk mengabarkan kepada dunia, bahwa Indonesia merupakan negara ramah investasi. Hilda menekankan, beberapa contoh kota non-ibukota seperti Solo, Balikpapan, dan Palangkaraya sudah memiliki pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang tergolong baik.

"Dengan bergabung dalam forum ini, para pencinta gedung pencakar langit di seluruh dunia dapat mengetahui perkembangan pembangunan di berbagai kota di Indonesia tanpa benar-benar harus mengunjungi lokasi," ujar Hilda.

Begitu juga sebaliknya, lanjut dia, anggota forum dari Indonesia dapat melihat perkembangan pembangunan di dunia.

"Kami tidak hanya mengabarkan, tapi juga mengkritik developer yang tidak menyediakan fasilitas umum seperti pedestrial atau jalan khusus pejalan kaki. Menurut kami, hal semacam itu tidak membaur dengan pengembangan komunitas di sekelilingnya," ucapnya.

Sementara itu, menurut moderator Skyscraper City Asia, David Tedja Amandito, komunitas yang sudah beranggotakan ratusan ribu anggota dari seluruh Indonesia ini akan memiliki peran lebih besar di masa mendatang. Komunitas Skyscraper City Indonesia akan menjadi semacam badan pengawas independen yang akan mendampingi para pengembang.

"Selain pembangunan gedung dan infrastruktur, kami sebagai komunitas yang berawal dari forum internet ini juga akan mendampingi pengembang melakukan market review untuk menimbang kelayakan tenant dan besar-kecilnya sambutan pasar terhadap tenant," kata David.

Keberadaan forum Skyscraper City sendiri mungkin hanya akrab di telinga segelintir orang. Forum global yang sudah ada sejak 1990-an ini mulai merangkul anggota dari Indonesia pada 2004. Bagi

Skyscraper City merupakan forum berbasis internet yang mengumpulkan para pecinta gedung pencakar langit dan konstruksi dari seluruh dunia. Anda hanya perlu bergabung dalam skyscrapercity.com dan berkontribusi dalam forum. Lewat forum ini, para anggotanya kemudian membentuk sebuah komunitas dan secara rutin mengadakan kunjungan-kunjungan ke situs pembangunan gedung pencakar langit.

Tertarik?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com