Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas... "Energi Vampir" Menghantui Rumah Anda!

Kompas.com - 10/10/2012, 13:50 WIB

KOMPAS.com - Tahukah Anda, setiap hari Anda membiarkan tagihan listrik membengkak untuk perlengkapan yang bahkan tidak Anda gunakan?

Boleh jadi, Anda sudah merasa mematikan berbagai perlengkapan elektronik setelah digunakan. Bahkan, Anda merasa jarang sekali menggunakan barang-barang elektronik tersebut. Namun, tagihan yang Anda terima tetap saja mahal.

Menurut Lawrence Berkeley National Laboratory, antara 5% sampai 10% listrik di perumahan digunakan untuk memberikan energi pada peralatan elektronik dalam keadaan standby. Inilah yang disebut dengan "energi Vampir", yaitu berbagai peralatan elektronik yang terus mengkonsumsi listrik selama tidak digunakan. Listrik dalam jumlah kecil dimanfaatkan oleh peralatan elektronik ini untuk menampilkan jam atau titik merah kecil penanda keadaan standby.

"Vampir energi" dapat merugikan Anda hampir Rp 500.000 pertahun. Emisi karbon yang dihasilkannya sekitar 330 kg Co2 atau setara dengan jumlah karbon yang diserap satu pohon selama 20 tahun. Untuk itu, daripada merasakan kerugian yang dihasilkannya, mulai sekarang, ada baiknya Anda memastikan "vampir energi" tidak lagi menghantui rumah dan tagihan listrik Anda.

Peralatan elektronik yang telah menyedot penggunaan listrik di rumah Anda seringkali merupakan peralatan penting, namun hanya sesekali digunakan. Peralatan tersebut antara lain charger komputer jinjing, charger telepon genggam, televisi, pemutar VCD/DVD/Bluray, konsol permainan video, microvave, printer, scanner, mesin fax, dan mesin cuci dan pengering baju. Tanpa Anda ketahui, peralatan-peralatan ini tetap mengkonsumsi listrik ketika sedang tidak digunakan.

Tidak menyambungkan

Sebenarnya, satu peralatan tidak akan banyak mempengaruhi tagihan Anda. Namun, cobalah bayangkan, berapa banyak charger telepon genggam Anda dan keluarga Anda di rumah? Berapa banyak barang-barang elektronik Anda yang memiliki tampilan jam atau titik merah menyala ketika sedang tidak digunakan?

Setiap jam, charger telepon genggam yang tidak Anda gunakan saja telah mengkonsumsi 1 watt. Dengan 1 watt ini, jika seluruh Jabodetabek lupa mencabut charger telepon genggam mereka, energi yang terbuang berjumlah 96.000 kWh, dan itu cukup untuk menerangi 755 rumah.

Sebaiknya, mulai sekarang Anda tidak lagi menyambungkan barang elektronik ke sumber listrik. Setelah selesai digunakan, cabut saja kabel listrik peralatan Anda dan jangan biarkan peralatan-peralatan itu berada dalam status standby.

Namun, jika tidak mau bersusah payah mencabut kabel peralatan, Anda bisa menggunakan panjangan kabel atau stop kontak yang memiliki tombol on/off untuk menghentikan aliran listrik ke peralatan Anda.

Silahkan Anda mencoba! 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harvest City Rilis Kawasan Ruko Dua Lantai Baru, Dibanderol Mulai Rp 690 Juta

Harvest City Rilis Kawasan Ruko Dua Lantai Baru, Dibanderol Mulai Rp 690 Juta

Berita
Ternyata, Lubang di Kursi Plastik Ada Fungsinya

Ternyata, Lubang di Kursi Plastik Ada Fungsinya

Umum
Harga Sewa Perkantoran di Jakarta Turun

Harga Sewa Perkantoran di Jakarta Turun

Berita
Tahun Ini, Jakarta Tambah Pasokan Kantor Baru Seluas 19 Hektar

Tahun Ini, Jakarta Tambah Pasokan Kantor Baru Seluas 19 Hektar

Berita
10 Juta Bambu Digunakan sebagai Matras Tol 'Atas Laut' Semarang-Demak

10 Juta Bambu Digunakan sebagai Matras Tol "Atas Laut" Semarang-Demak

Konstruksi
Bikin Halaman Belakang Rumah Kian Privat dengan 5 Cara Ini

Bikin Halaman Belakang Rumah Kian Privat dengan 5 Cara Ini

Eksterior
Kecelakaan Subang, Lemahnya Regulasi Pemerintah Mengatur Kelayakan Bus

Kecelakaan Subang, Lemahnya Regulasi Pemerintah Mengatur Kelayakan Bus

Berita
Prototipe Rumah Sederhana Dinilai Mudahkan Pengembang dan Pemda

Prototipe Rumah Sederhana Dinilai Mudahkan Pengembang dan Pemda

Perumahan
Apersi Dukung Pemerintah Rilis Kebijakan Prototipe Rumah Sederhana

Apersi Dukung Pemerintah Rilis Kebijakan Prototipe Rumah Sederhana

Perumahan
[POPULER PROPERTI] Perumahan Murah Meriah di Sleman, Harganya Kurang dari Rp 200 Juta

[POPULER PROPERTI] Perumahan Murah Meriah di Sleman, Harganya Kurang dari Rp 200 Juta

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Blitar: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Blitar: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Madiun: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Madiun: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tuban: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tuban: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Ngawi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Ngawi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Nganjuk: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Nganjuk: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com