Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nyaman dan Rileks Bergaya Jepang

Kompas.com - 15/08/2012, 12:52 WIB

KOMPAS.com - Mengingat semakin kecilnya lahan yang dapat dimanfaatkan sebagai hunian, Anda harus semakin cerdas mengakali lahan tersebut agar tetap dapat menjadi hunian nyaman bagi Anda dan keluarga. Anda sebaiknya mampu beradaptasi dengan keadaan sekeliling dengan memilih perabotan yang tidak memenuhi rumah.

Dari sekian banyak cara atau gaya menata rumah, sejak dahulu rumah-rumah tradisional Jepang terkenal sederhana dan efisien. Mungkinkah, gaya interior rumah Jepang ini dapat kita terapkan di Indonesia? 

Berikut ini dasar-dasar penataan rumah Jepang yang perlu Anda ketahui. Dengan demikian, Anda dapat menilai seberapa mungkin desain ini dapat diterapkan.

Fleksibilitas

Penggunaan sumber daya yang efisien adalah bagian mendasar dari kebudayaan Jepang. Ruangan-ruangan dirancang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan. Sebagai contoh, tempat tidur ala futon Jepang dapat dilipat dan disimpan pada pagi hari agar ruangan dapat digunakan untuk keperluan lain.

Penataan ruangan juga dapat dirubah sewaktu-waktu karena sekat-sekat ruangan hanya terbuat dari layar shoji. Layar ini dapat dengan mudah diubah posisinya.

Privasi

Walaupun berdinding kertas, rumah-rumah Jepang juga menjunjung tinggi privasi. Dinding kertas membuat cahaya dapat tembus ke ruangan lain, namun satu ruangan dan ruangan lainnya tetap bersekat.

Benda-benda dari alam

Baik gaya Jepang tradisional maupun modern, orang-orang Jepang tetap menggunakan material dari alam seperti bambu, kayu, sutra, tikar padi jerami, serta kertas.

Rumah-rumah bergaya Jepang juga biasanya memberikan elemen yang membuat penghuninya menjadi nyaman dan rileks. Dengan menciptakan suara air mengalir, misalnya.

Sederhana

Selain dekat dengan alam, gaya rancangan Jepang juga terkenal karena kesederhanaannya. Kesederhanaan dapat membuat ruangan terasa lebih luas.

Warna-warna netral

Jepang seringkali menggunakan warna natural dari kayu, bambu, kertas, dan jerami.  Mereka juga terkadang menggunakan warna hitam, putih mencolok, abu-abu, dan coklat buatan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com