Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurangi Kemacetan, Hunian Vertikal Harus Digalakkan

Kompas.com - 01/07/2012, 17:10 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar kebijakan publik, Andrinof A Chaniago, mengatakan, para calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta kurang memerhatikan soal pentingnya hunian bentuk vertikal seperti rumah susun. Padahal, menurut dia, rumah susun diperlukan sebagai solusi bagi kemacetan lalu lintas.

"Penyebab lain kemacetan adalah sifatnya struktural yakni tata ruang dan tata bangunan yakni banyaknya berdiri bangunan pencakar langit dan makin besar orang yang bermukim di pinggiran," sebut Andrinof, dalam diskusi dengan wartawan mengenai "Urai Tuntas Masalah Jakarta," di Jakarta, Minggu (1/7/2012).

Kondisi sekarang ini, terang dia, masyarakat kian terpinggirkan. Masyarakat cenderung bermukim ke daerah pinggiran kota. Ini lantaran semakin tingginya pembangunan gedung di daerah kota. Dampaknya, kemacetan pun kian tinggi di daerah pinggiran kota.

Sebagai solusi, Andrinof yang juga Koordinator Visi Indonesia 2033, menyebutkan, pentingnya digalakkan pembangunan hunian vertikal, seperti rumah susun. Orang kota, kata dia, suka atau tidak suka harus didorong tinggal di tengah kota di dalam hunian vertikal.

Namun, mendorong masyarakat untuk tinggal di hunian tersebut bukan perkara mudah. Ada persoalan budaya masyarakat yang harus dihadapi. Ia mengatakan, ada pandangan yang beredar di masyarakat bahwa rumah susun itu dipandang sebagai hunian yang kumuh. Menjadi tugas Pemerintah untuk mendorong masyarakat bisa menyukai tinggal di rumah susun.

Ia mengatakan, pemerintah tidak boleh hanya jadi fasilitator antara perbankan dan developer. "Itulah tantangan Pemerintah kenapa masyarakat masih seperti itu," ucap dia.

Pemerintah pun harus mengalokasikan anggaran dalam jumlah besar untuk membangun rumah susun. "Ini tidak menjadi perhatian baik bagi incumbent maupun penantang-penantang," pungkas Andrinof.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com