KOMPAS.com - Banyak orang beranggapan, ketika merenovasi rumah, maka tampilan dan bentuk baru bisa didapatkan dari material baru. Padahal, tidak semestinya seperti itu, karena Anda masih bisa mengoptimalkan penggunaan material bekas atau lama, bahkan jauh lebih efisien karena menghemat biaya.
Material yang sebelumnya melekat pada rumah lama, mulai dari material atap hingga lantai bisa Anda gunakan. Semuanya berpotensi untuk diolah dan diaplikasikan pada desain rumah yang baru.
Namun, Anda harus cermat dalam memilih material bekas ini. Prosesnya memang relatif lebih lama dari pengumpulan bahan, penyimpanan, pengolahan, pemasangan, hingga perawatan. Anda juga perlu memahami karakteristik dari masing-masing material bekas ini. Misalnya, apakah material tersebut tahan lama, kuat serta tahan terhadap cuaca.
Agar lebih yakin, Anda bisa bertanya seberapa baik kualitas material lama pada arsitek atau kontraktor. Berikut ini daftar material lama yang bisa Anda gunakan di rumah baru:
Rangka atap dan genteng
Penutup atap seperti genteng dan lembar metal dapat digunakan kembali sebagai penutup atap rumah baru. Jika ingin aplikasi lain, genteng bekas bisa dijadikan penutup tembok rumah.
Apabila treatment rangka atap lama dari kayu jati, kamper, dan meranti dilakukan dengan benar, maka semua itu dapat Anda gunakan kembali. Aplikasi lainnya, bila tidak memungkinkan menjadi rangka, adalah dengan menjadikannya sebagai bahan pembuat kusen pintu jendela Papan lisplank atap juga dapat digunakan kembali sebagai bahan pelapis pintu atau lemari.
Dinding pembatas ruang
Batu bata umumnya kuat, maka bisa dilepas, dirombak untuk kemudian digunakan kembali sebagai bahan pengisi dinding yang baru. Agar maksimal, gunakan yang kondisinya masih utuh dan tidak retak.
Anda dapat mempergunakan kembali besi sebagai tulangan baja untuk struktur rumah. Untuk memastikan kekuatannya, tanyakan kepada kontraktor yang Anda percayai. Sementara kusen dan daun pintu dapat digunakan kembali seperti fungsi lamanya.