JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam hidupnya manusia tidak pernah jauh dari alam. Hal ini terbukti dari cara manusia meniru keindahan alam yang diwujudkan lewat pemilihan desain serta material demi mendapatkan kenyamanan dalam hunian.
"Alam itu tak hanya memberi kekayaan visual, tetapi juga rasa. Persepsi ini kaya, dan manusia berusaha meniru itu," kara arsitek Ary Indra dari Aboday dalam seminar Keramika International Architecture di Jakarta, Kamis (19/4/2012).
Menurut Ary, manusia seolah ingin memisahkan diri dari alam, namun tetap mencoba memasukkan unsur-unsur alam demi mendapatkan kenyamanan dalam hunian.
"Misalnya saja, suasana tenang batu-batuan yang ditumbuhi lumut ditiru. Atau, bebatuan di Grand Canyon dikopi jadi desain keramik yang serupa," ujarnya.
Dengan perkembangan industri bahan bangunan, menurut Ary, cara manusia meniru keindahan alam semakin mudah diwujudkan. Lewat keramik, misalnya, kini orang bisa meniru tekstur kayu atau mengkopi gambar kualitas foto.
"Saya menyebutnya sebagai artificial surface atau keramik dalam arsitektur. Sekarang orang bisa melakukan apa saja dengan keramik. Tak hanya melapisi lantai, tapi fungsinya mampu untuk dinding bahkan atap," katanya.
Ary mengatakan, beragam kemungkinan desain mampu diwujudkan pada keramik, karena ia memiliki kekayaan warna, motif, bentuk, juga teknik produksinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.