KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Malaysia masih menjadi tempat menarik bagi investor Indonesia untuk membeli properti di samping Singapura. Pendiri dan Presiden Eksekutif Rahim & Co, Datuk Abdul Rahim Abdul Rahman, mengatakan meski jumlah orang Indonesia yang membeli properti di Singapura terus meningkat hingga melampaui pembeli dari China dan Malaysia, bukan berarti investasi Indonesia di pasar properti Malaysia menurun.
Menurut dia seperti dikutip The Sun, Kamis (19/4/2012), ada investor Indonesia di Kuala Lumpur dan Penang. Mereka berinvestasi di bidang pembangunan properti juga melalui partner di sini, bukan hanya membeli unit yang sudah jadi. Dia mengatakan, orang Indonesia memandang Singapura sebagai tempat investasi terdekat yang menarik karena stabilitas politik, ekonomi dan keamanan.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Raine & Home International Zaki & Partners Sdn Bhd Lim Lian Hong mengatakan, banyak investor Indonesia masuk ke pasar Singapura saat harga properti di negara itu sedikit turun tahun lalu. Langkah pemerintah Singapura untuk "mendinginkan" pasar realestat dengan menaikkan pajak untuk investor asing cukup mempengaruhi penjualan.
Mengenai pasar properti lokal, Abdul Rahim mengatakan harga rumah tinggal diperkirakan stabil tahun ini kecuali untuk daerah-daerah tertentu seperti Bangsar, Kenny Hills, Damansara Heights, dan Petaling Jaya diperkirakan sedikit naik.
"Karena lahan di kawasan-kawasan tersebut makin terbatas, harga rumah tidak akan jatuh," katanya.
Sementara orang Malaysia, menurut Abdul Rahim, lebih banyak menanamkan investasinya di London dibandingkan Singapura. Hal tersebut karena harga-harga saat ini di ibukota Inggris itu melemah menyusul turunnya nilai tukar poundsterling. Ia mengatakan, investor Malaysia yakin dengan pertumbuhan ekonomi di Inggris dan lebih memilih membeli rumah di London dibandingkan di negeri tetangga.
"Investor membeli rumah kedua untuk investasi dan berlibur. Bagi orang Malaysia, Singapura terlalu dekat, hanya melintas perbatasan," katanya.
"Membandingkan harga di Singapura dan Kuala Lumpur, jika anda bisa mendapat hasil yang sama dengan membeli disini, kenapa harus berinvestasi di Singapura," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.