Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlu Digelar Studi Efektivitas "Green Building"

Kompas.com - 10/04/2012, 10:50 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan konsultan properti Colliers International mengatakan perlu digelarnya studi efektivitas terkait penerapan konsep green building (bangunan hijau) yang kian semarak didengungkan di Indonesia. Hal tersulit adalah mempertahankan operasionalisasi bangunan agar tetap sesuai dengan penerapan dari konsep bangunan hijau tersebut.

"Perlu ada studi apakah penerapan bangunan yang menggunakan green building di Indonesia lebih efektif dibanding bangunan yang tidak menggunakan konsep green building," kata Director Office Services Colliers International, Bagus Adikusumo, di acara paparan perkembangan sektor properti kuartal I 2012 di Jakarta, Senin (9/4/2012).

Menurut Bagus, hal tersulit dalam menjalankan konsep bangunan hijau bukan pada saat mendapatkan sertifikat, tetapi saat mempertahankan operasionalisasi bangunan agar tetap sesuai dengan penerapan dari konsep bangunan hijau tersebut. Ia memaparkan, sejumlah tujuan mendapatkan sertifikat bangunan hijau antara lain adalah untuk mengurangi dampak emisi karbon serta mendapatkan tingkat sewa properti yang lebih baik.

"Saat ini, semakin banyak perusahaan baik asing maupun nasional yang ingin berkantor di gedung-gedung berstatus ramah lingkungan," katanya.

Ia juga mengatakan, berdasarkan hasil studi di Australia ditemukan, bahwa memang terjadi kenaikan dalam hal tingkat penyewaan ekstra dalam gedung perkantoran yang menerapkan konsep bangunan hijau dibanding yang tidak.

Sementara itu, terkait konsep bangunan ramah lingkungan, Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz mengemukakan, pihaknya akan mewajibkan para pengembang perumahan tipe 36 untuk menggunakan lampu hemat energi tenaga surya yang ramah lingkungan.

"Kami akan mengeluarkan Peraturan Menteri (Permen) yang mengatur penghematan energi untuk rumah tipe 36. Jadi, pengembang perumahan nantinya diwajibkan untuk menggunakan lampu hemat energi tenaga surya," kata Djan Faridz.

Menurut dia, lampu hemat energi telah banyak tersedia di pasaran. Namun, penggunaannya belum banyak disosialisasikan secara nasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau