KOMPAS.com - Agar ruangan menjadi lebih rapi, kehadiran plafon sebagai pembatas atap cukup berperan. Bahkan selain rapi, plafon mampu menahan paparan panas dari atap sehingga ruangan menjadi lebih "adem".
Berkembangnya dunia arsitektur diikuti pemakaian material alternatif menjadikan pilihan plafon juga bervariasi. Kalau dulu plafon triplek sebagai plafon paling populer, kini pesaingnya semakin banyak. Salah satunya adalah plafon berbahan gipsum.
Seperti dituturkan Teguh Prihanto dalam bukunya "Kreatif Menata Hunian Mungil", keuntungan memakai gipsum adalah hasilnya yang mulus, tanpa terlihat adanya sambungan apabila pengerjaannya rapi. Selain itu, gipsum sebagai plafon fleksibel dibentuk disesuaikan dengan aneka desain. Apalagi, saat ini di pasaran gipsum tersedia dalam variasi aksesori dan hiasan, mulai dari lis plang, hiasan tengah dan hiasan sudut.
Banyaknya variasi gipsum juga ditunjang dengan mudahnya direnovasi. Sifatnya yang fleksibel ini menunjang kelengkapan interior ruangan.
Namun, gipsum rentan terhadap air. Kebocoran pada atap rumah akan berbuntut pada noda-noda, seperti ompol pada permukaan plafon akibat jamur. Untuk menghindari hal ini terjadi, maka pada saat perencanaan pengaplikasian gipsum harus memperhatikan konstruksi atap rumah. Jangan lupa. tastikan konstruksinya benar-benar rapat serta aman dari kebocoran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.