Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aman dan Ramah Lingkungan dengan Gipsum

Kompas.com - 05/04/2012, 15:53 WIB

KOMPAS.com - Tanpa kita sadari, bahan material struktur bangunan di sekeliling kita yang hidup di perkotaan saat ini hampir didominasi oleh gipsum. Meskipun bersama material lain sebagai ornamen pendamping, bangunan-bangunan perkantoran, hotel, apartemen, bahkan mal-mal di Jakarta misalnya, didominasi oleh gipsum, baik pada partisi dinding maupun plafonnya.

Saat ini, meski sudah puluhan tahun dikenal di Indonesia, gipsum masih kalah populer dibandingkan material lain sebagai material interior seperti halnya batu bata. Padahal, banyak sekali keuntungan yang bisa diambil dari pemakaian gipsum, tidak terkecuali pada interior rumah sekali pun.

Pertama, aplikasi gipsum lebih mudah dan aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Kedua, gipsum lebih tahan api karena bahan dasarnya tidak menyebarkan api. Ketiga, finishing-nya juga lebih rapih dan lebih halus, misalnya dibandingkan dengan penggunaan triplek untuk plafon.

Pemakaian produk gipsum yang didominasi oleh BORAL Jayaboard, misalnya, sudah melalui uji laboratorium lokal maupun internasional. Jika dulu orang mengatakan gipsum berbahaya bagi kesehatan, saat ini justeru sebaliknya, aman bagi kesehatan dan lingkungan. Dengan standar produksi yang jelas, yaitu AS 2588 (Australian Standard) dan internasional ASTM C 1396 (American Standard), bisa dibuktikan bahwa radiasi dari gipsum Jayaboard justeru jauh di bawah radiasi batu bata. Bahkan, jauh lebih rendah daripada lapisan mebel atau furnitur di sekeliling kita saat ini.

Gipsum yang diproduksi Jayaboard juga tidak mengandung asbestos yang dapat menyebabkan kanker, dan juga mempunyai kandungan volatile organic compound (VOC) yang jauh di bawah ambang batas yang ditentukan.

Gipsum juga lebih hemat energi. Jika di ruangan ber-AC, gipsum lebih cepat beraklimatisasi untuk membuat ruangan lebih cepat dingin dibandingkan dengan pemakaian material konvensional lain. Yang jelas, gipsum ramah terhadap lingkungan sehingga cocok dengan konsep green property. Karena, begitu material ini tidak terpakai lagi atau menjadi sampah, gipsum tidak akan mencemari tanah sebab akan langsung melebur sendiri dalam tanah. Bahkan, kalau mau, kita bisa mengolahnya lagi menjadi material gipsum yang baru.

Namun demikian, kita harus menempatkan pemakaian gipsum pada porsinya. Karena, memang benar jika dikatakan gipsum tidak tahan air. Karena, material utamanya adalah gipsum, yang dibungkus dan diperkuat dengan kertas yang jelas tidak tahan terhadap air sehingga mudah rusak.

Untuk itulah, porsi penggunaan gipsum lebih pada interior, bukan eksterior. Maka, gipsum relatif tidak terpengaruh pada cuaca secara langsung, seperti hujan.

Pemakaian gipsum juga aman dari bahaya kebakaran karena bahan materialnya tidak mudah terbakar. Gipsum tidak menyebarkan panas, karena "kemampuan" gipsum justeru untuk memblokir panas. Jika terkena api, hanya bahan material kertasnya yang membara, tetapi tidak akan menyebarkan api. Saat sumber api padam, api tidak akan menjalar pada gipsum dan menyebar ke material lain.

(Konsultan: Suwarso/System Develoment Rep dan Rahmawan Gunawan/Technical Rep di Boral Jayaboard)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau