Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faisal Basri: "Menpera Kok Mengurusi Bedah Rumah?"

Kompas.com - 28/03/2012, 14:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon Gubernur DKI Jakarta dari jalur independen, Faisal Basri, mengkritik keras Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz terkait program bedah rumah. Program ini sebaiknya diatur oleh kementerian sosial, bukan Kementerian Perumahan Rakyat.

"Menpera kok mengurusi bedah rumah? Itu kan harusnya kerja Menteri Sosial. Menpera itu harusnya menciptakan suatu iklim yang memungkinkan stakeholder properti bergerak satu arah," kata Faisal, ditemui seusai acara developer gathering di Jakarta, Rabu (28/3/2012).

Faisal mengkhawatirkan program bedah rumah ini serupa dengan model Bantuan Langsung Tunai (BLT). Seperti BLT, program bedah rumah tak ubahnya program hibah tanpa melalui mekanisme perbankan serta tender.

"Tidak ada kontraktor yang mau, kemudian dihibahkan dikelola aparat tertentu. Pasti pelaksanannya belepotan. Bisa-bisa, jatah buat rakyat Rp 6 juta yang diterima Rp 2 juta," ujarnya.

Calon gubernur yang berpasangan dengan Biem Benyamin ini mengatakan, program bedah rumah justru tidak menjawab permasalahan perumahan sebenarnya, yakni angka backlog perumahan 13,6 juta. Program ini seolah untuk menutupi target kerja Menpera yang tidak terpenuhi.

"Bedah rumah itu bukan mengurangi backlog karena hanya renovasi. Target sebenarnya tidak tercapai, lalu bikin program ini," kata Faisal.

Sebelumnya, Menpera Djan Faridz sudah mengklaim program bedah rumah sangat diminati pemerintah daerah (Pemda) dan masyarakat. Saat ini, menurut data Deputi Perumahan Swadaya, permintaan Pemda terhadap bantuan program bedah rumah masyarakat miskin di daerah mencapai angka 316.000 unit rumah.

Menurut Menpera, jumlah permintaan dari Pemda tersebut nantinya akan terus meningkat seiring kebutuhan rumah layak huni bagi masyarakat miskin di daerah. Apalagi, saat ini banyak masyarakat miskin yang kondisi rumahnya di bawah persyaratan kesehatan, seperti tidak layak huni karena atap bocor, dinding dari gedhek, ventilasi dan pencahayaan minim, serta tidak memiliki jamban dan dapur, juga listrik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau