Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Adem Ayem", Rusunawa Kembali Dipertanyakan

Kompas.com - 24/02/2012, 11:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak jabatan Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) beralih dari Suharso Monoarfa, kemudian dijabat oleh Djan Faridz, perkembangan informasi seputar rumah susun jarang terdengar. Perkembangan rumah susun seperti tidak menemukan kendala.

Namun, menurut Menpera Djan Faridz, program rumah susun sederhana sewa (rusunawa) masih tetap berjalan. Hanya saja, karena terkendala desain tidak standar, setiap pembangunan rusunawa harus mengundang konsultan struktur, juga desainer.

"Akhirnya, butuh waktu dalam pelaksanaannya. Di bulan ke delapan baru bisa dibangun," katanya saat rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPR RI di Jakarta, Kamis (24/2/2012).

Menpera mengaku, saat ini proses pembangunan rusunawa juga disibukkan oleh pelelangan manajemen konstruksi. Pihaknya tengah merubah desain secara standar.

"Fondasi standar sesuai stigma tanah rata-rata. Kita sedang melakukan lagi penyederhanaan desain, karena melihat rusunawa yang dibangun dengan 4-5 lantai ternyata kosong. Lalu, kita mendesain 2 - 3 lantai, pasti akan terisi," jelasnya.

Djan Faridz berharap, rusunawa dengan 2-3 lantai akan banyak peminatnya. Hal itu didukung proses lelang yang mengundang Kadin, Agapensi, asosiasi kontraktor, serta melibatkan daerah, bukan hanya pemborong.

Namun, menurut anggota komisi V DPR RI, Roem Kono, seharusnya pemerintah tidak perlu direpotkan dalam proses pengawasan.

"Berdasarkan amanat UU Rumah Susun, kenapa pemerintah susah-susah begini? Mengapa tidak diserahtugaskan kepada Perumnas untuk mengurusnya?" katanya. 

Riswan Tony, anggota Komisi V DPR RI lainnya menyatakan, masalah mandeknya rusunawa bukan pada desain standar bangunan atau kontraktor. Persoalan ada pada status hunian barang milik negara yang kemudian dialihkan menjadi milik daerah.

"Inilah yang menyebabkan rusunawa sulit dioperasionalkan di beberapa titik," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ini 147 Bangunan di Sulbar yang Beres Direkonstruksi Pasca Gempa

Ini 147 Bangunan di Sulbar yang Beres Direkonstruksi Pasca Gempa

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banjarnegara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banjarnegara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Banjar: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Banjar: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sukabumi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sukabumi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Surat Edaran Prototipe Rumah Sederhana Segera Terbit

Surat Edaran Prototipe Rumah Sederhana Segera Terbit

Berita
Segudang Keuntungan Gunakan Wastafel 'Stainless Steel' di Dapur

Segudang Keuntungan Gunakan Wastafel "Stainless Steel" di Dapur

Tips
Lima Tahun ke Depan, Pertumbuhan 'Crazy Rich' Indonesia Lampaui Dunia

Lima Tahun ke Depan, Pertumbuhan "Crazy Rich" Indonesia Lampaui Dunia

Berita
Incar Mahasiswa dan Turis, Winland Tawarkan Hunian Rp 300 Juta di Malang

Incar Mahasiswa dan Turis, Winland Tawarkan Hunian Rp 300 Juta di Malang

Apartemen
Mulai Tahun Ini, Tarif Sewa Gedung Kantor di Jakarta Naik 3 Persen

Mulai Tahun Ini, Tarif Sewa Gedung Kantor di Jakarta Naik 3 Persen

Perkantoran
186.000 Hektar Hutan Adat di Tapanuli Utara dan Luwu Utara Diregistrasi

186.000 Hektar Hutan Adat di Tapanuli Utara dan Luwu Utara Diregistrasi

Berita
4,39 Juta Orang Naik Kereta Selama 22 Hari Angkutan Lebaran 2024

4,39 Juta Orang Naik Kereta Selama 22 Hari Angkutan Lebaran 2024

Berita
Ditarget Tuntas Oktober, Ini Progres Bendungan Bolango Ulu di Gorontalo

Ditarget Tuntas Oktober, Ini Progres Bendungan Bolango Ulu di Gorontalo

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Cianjur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Cianjur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bandung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bandung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Sertifikat Elektronik Persempit Ruang Gerak Mafia Tanah

Sertifikat Elektronik Persempit Ruang Gerak Mafia Tanah

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com