Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Investasi Tanah Begitu Diminati?

Kompas.com - 17/02/2012, 16:50 WIB

KOMPAS.com - Di tengah perkembangan properti yang sangat pesat saat ini, semakin banyak investor yang tak melewatkan kesempatan untuk membeli tanah. Pasalnya, investasi satu ini tidak akan pernah merugi lantaran harganya cukup menggiurkan.

Mengutip tulisan dari buku "Rahasia Menjadi Miliarder Properti" karya Panangian Simanungkalit, tanah sebagai investai jangka panjang diakui sangat prospektif. Harga tanah tidak pernah turun, bahkan tanpa ada pengolahan sekalipun investor dapat merogoh keuntungan di kemudian hari.

Banyak investor juga membeli tanah sebagai alat spekulasi. Misalnya, di daerah tersebut pemerintah merencanakan akan membangun jalan tol atau jalan layang. Maka, investor akan berspekulasi akses jalan yang baik akan meningkatkan harga tanah. Atau, membangun properti di dekat daerah tersebut akan sangat menguntungkan usahanya.

Pasar tanah yang belum dikembangkan, dikendalikan oleh sekelompok pembeli dan penjual yang melakukan transaksi hak-hak atas tanah. Biasanya para pengembang membeli tanah dari pemilik tanah di suatu kawasan, kemudian pengembang mengembangkan tanah tersebut menjadi rumah, ruko, trade center, town house, mal, ruang perkantoran dan lainnya. Dengan membeli tanah, membangun, memugar dan menjual properti, para investor properti akan mendapatkan nilai tambah dari harga mentah yang telah dikembangkan saat membeli.

Selain itu, investor akan mendapat apresiasi, yakni kenaikan harga tanah dan bangunan yang akan didapatkan selama masa pengembangan atau selama properti itu belum dijual. Maka, harga tanah akan naik, dengan kenaikannya yang lebih tinggi dari tingkat inflasi.

Pada kondisi normal, kenaikan harga tanah kavling yang dijual pengembang berkisar 10–15%. Kalau untuk tanah yang belum dikembangkan harganya bisa mencapai 25–100 % per tahun. Keuntungan tanah ini diminati oleh para investor yang lebih konservatif atau spekulan yang lebih agresif.

Bagaimana dengan Anda?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com