Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2012, Sinyal Bagus Berinvestasi Properti

Kompas.com - 20/01/2012, 15:50 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pengamat yakin, prospek investasi properti akan tetap cerah sepanjang 2012 ini. Panangian Simanungkalit, pengamat properti sekaligus pemilik Panangian School of Property, mengatakan bahwa krisis di Eropa dan kelesuan ekonomi di Amerika Serikat (AS) tak mampu menghadang laju industri properti di Indonesia.

Pasalnya, bisnis properti di Indonesia sepenuhnya ditopang sektor konsumsi dalam negeri. Namun, yang jauh lebih penting, prospek properti tahun ini bakal kian semarak karena suku bunga acuan yang rendah.

Saat ini, dengan BI rate cuma 6% sejak November tahun lalu, Panangian meramalkan, kredit dari perbankan ke sektor properti akan tumbuh mencapai 20% hingga 22%. Apalagi, bank swasta besar seperti Bank Central Asia (BCA) sudah menurunkan bunga kredit kepemilikan rumah (KPR) hingga level 7,5% per tahun. Kebijakan ini, tentu akan diikuti bank-bank lain dalam tiga bulan ke depan.

Secara tertimbang, Panangian menghitung, bunga KPR perbankan akan dipatok di kisaran 8,5%. Bunga yang rendah, menurut Panangian, merupakan sinyal yang baik bagi investasi properti. Karena itu, ia menilai, saat ini merupakan momentum yang tepat bagi investor untuk mulai masuk ke sektor properti.

"It's time to buy," tegas Panangian.

Segendang sepenarian, pengamat properti, Ali Hanafia, yakin, BI rate yang rendah akan mendorong perbankan berlomba-lomba menawarkan bunga murah. Bank juga akan menawarkan uang muka atau downpayment (DP) ringan. Ini jelas tawaran sangat menarik untuk memulai berinvestasi di properti.

Sementara itu, Anton Sitorus, Head of Research Jones Lang LaSalle, menambahkan, bunga yang mini juga akan memompa pembelian properti oleh investor maupun end user. Investasi di sektor properti pun akan kian ramai. Apalagi, suku bunga acuan yang rendah bakal membikin orang enggan untuk membiakkan duit di bank.

"Lebih menarik berinvestasi di properti," tutur Anton.

Cerahnya prospek investasi di sektor properti tentu tak cuma didukung oleh suku bunga rendah. Permintaan properti juga cukup tinggi. Walau penjualan properti tahun lalu sudah tumbuh cukup tinggi, Anton memproyeksikan, pertumbuhan permintaan properti tahun ini tetap bakal mencapai sekitar 20%-30%.

Di sisi lain, permintaan yang tinggi ini, menurut Panangian, tak diimbangi oleh pasokan yang memadai. Karena itulah, harga properti akan cenderung terus meningkat. Menurut hitungan Panangian, harga tanah dan properti secara umum di lokasi sunrise pada tahun ini akan naik rata-rata 10%-15%.

Untuk properti rumah dan town house, kenaikan harganya rata-rata akan mencapai 12%. Sementara, harga rumah toko (ruko), rumah kantor (rukan) dan apartemen di lokasi sunrise akan meningkat 15%.

Nah, kenaikan harga merupakan salah satu sumber keuntungan bagi investor. Saat dijual kembali, investor bisa memperoleh capital gain dari kenaikan harga tersebut. Sumber keuntungan investasi properti yang lain berasal dari uang sewa.

Ali bilang, bila investasinya benar, keuntungan yang diperoleh investor dari kenaikan harga minimal 10%. Sedang, keuntungan dari sewa alias return sekitar 5% - 10% per tahun. (Herry Prasetyo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com