Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapling Kebun dan Properti, "Ladang" Baru Berinvestasi

Kompas.com - 07/12/2011, 14:26 WIB

KOMPAS.com - Jika mendengar investasi kebun sawit, yang terlintas adalah deretan pohon-pohon sawit sejauh mata memandang. Namun, sejumlah pengembang kini tak lagi sekadar menawarkan investasi kebun sawit, tapi juga mengemasnya dengan resor terpadu.

Cikidang Plantation Estate, misalnya, yang menawarkan kebun sawit di pegunungan di Desa Pangkalan, Sukabumi, Jawa Barat. Tidak hanya itu, di kawasan tersebut juga dibangun lapangan golf, pusat kebugaran, hotel, hingga sekolah shaolin serta fasilitas rekreasi lain. Jadi, sembari mengamati kebun sawit dan menanti tandannya matang, Anda dapat menikmati udara segar pegunungan di vila pribadi.

"Sekolah shaolin rencananya akan dibuka pada tahun ajaran yang akan datang," ujar Budi, pemilik sekaligus pengelola Cikidang Plantation Estate, beberapa waktu lalu.

Satu kapling kebun sawit plus vila dua kamar berukuran 36 meter persegi ditawarkan seharga Rp 300 juta. Luas kapling dapat dipilih antara 1.250 meter persegi dan 2.500 meter persegi. Harga itu sudah termasuk pemeliharaan selama tiga tahun hingga panen pertama dan pemeliharaan selanjutnya diambil dari sebagian hasil kebun.

Berdasarkan proyeksi perhitungan keuntungan pendapatan, dari kapling seluas 2.500 meter persegi akan dihasilkan 5-7,5 ton tandan buah segar senilai Rp 7 juta-Rp 10,5 juta, dikurangi biaya pupuk dan pemeliharaan per tahun sebesar Rp 1,25 juta. Jadi, diperkirakan pendapatan bersih per tahun sebesar Rp 5,75 juta-Rp 9,25 juta. Pabrik pengolahan sawit pun telah disediakan sehingga investor tinggal menyetorkan hasil kebunnya.

Namun, harga sawit yang dicantumkan terlalu optimistis, yaitu sebesar Rp 1.400 per kilogram, sementara harga di pasaran sekarang hanya Rp 1.000 per kilogram.

Investasi

Bisnis kebun beserta properti dalam satu hamparan adalah alternatif investasi yang mampu mendongkrak nilai aset. Selama ini, investasi kebun kerap hanya dipandang sebagai investasi komoditas dengan mengabaikan aset tanah yang nilai jualnya terus meningkat.

Pola investasi ini memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan investasi murni kebun. Dalam investasi lahan kebun, pemilik hanya bisa memperoleh penghasilan dari hash panen komoditas.

Sementara itu, dalam satu kapling lahan yang dilengkapi kebun dan aset properti, pemilik bisa mempunyai tiga aset sekaligus, yakni tanah, properti, dan hash kebun. Selain keuntungan dari kenaikan nilai jual tanah, pemilik juga bisa mendapatkan pendapatan rutin dari sewa properti dan panen hasil kebun.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau