Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkonsep Taman 24 Jam, Surabaya Hemat Biaya listrik

Kompas.com - 03/12/2011, 11:27 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Langkah penghijauan pemerintah kota Surabaya dengan mengembangkan taman selama 24 jam patut dicontoh kota-kota lainnya. Karena selain mengembangkan konsep hijau, ternyata biaya listrik yang dikeluarkan bisa dihemat sampai separuhnya.

"Taman beroperasi selama 24 jam lengkap dengan fasilitas hotspot. Kami mengandalkan penerangan dengan lampu hemat energi selama itu karena disini menjadi tempat yang digunakan oleh masyarakat untuk bersosialisasi, belajar, memanfaatkan internet, bahkan untuk rapat," kata Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, dalam Seminar bertajuk "Inspiring Green Cities for Sustainable Indonesia Future" yang diselenggarakan oleh PT. Philips Indonesia, di Jakarta, Kamis lalu.

Risma mengatakan untuk mewujudkan kota yang layak huni, maka penerangan sampai malam menjadi salah satu langkah perwujudannya. "Bukan hanya di taman yang dibuat terang, tapi juga di kampung-kampung. Dengan pencahayaan yang baik, maka fungsi keamananan dan kelancaran lalu lintas bisa dicapai. Selain itu, penerangan di jalan dimanfaatkan anak-anak untuk belajar. Warga juga bisa menghemat biaya listrik rumah karena jalanan terang," ujarnya.

Langkah ini, diceritakan oleh Risma, telah dimulai sejak tahun 2005 ketika dirinya masih menjabat sebagai Kepala Dinas Pertamanan. "Saat itu, kami sudah mulai perlahan-lahan mengganti lampu di jalan dan taman dengan yang hemat energi. Desain lampu juga mengikuti tren, sehingga ketika malam tetap tampak indah," katanya.

Hemat biaya listrik Dengan mengganti lampu hemat energi, Risma mengatakan, pihaknya malah lebih hemat dalam urusan pembayaran rekening listrik di setiap bulannya. "Untuk biaya listrik penerangan jalan, tadinya kami mengeluarkan biaya sampai Rp 3 Miliar per bulan. Setelah diganti, ternyata lebih hemat dan biaya turun menjadi Rp 2,7 Miliar per bulan," katanya.

Menurut Risma, investasi di awal untuk berganti menjadi lampu hemat energi memang lebih mahal. Namun, dengan melihat biaya operasional dan perawatan maka terasa jauh lebih murah. "Dalam beberapa tahun, investasi bisa kembali. Belakangan, banyak permintaan penambahan penerangan kampung-kampung. Bisa mencapai 1000 - 3000 lokasi dalam setahun, namun rekening pembayaran malah turun," jelasnya.

Sinta Marino, Marketing Manager PT. Philips Indonesia mengatakan, Philips menyadari benar pentingnya pencahayaan dalam mewujudkan kota yang layak huni.

"Sepuluh tahun lalu pandangan terhadap pencahayaan dalam kota sekedar penerangan. Tapi, sekarang untuk memberikan kesan pengalaman mendalam terhadap kota, maka lampu tidak cukup sekedar terang," jelasnya.

Menyadari pentingnya peranan pencahayaan dan gaya hidup kota, Philips memenuhinya dengan inovasi produk teknologi terkini yakni lampu LED (Light Emitting Diode). "LED dan pencahayaan hemat energi akan memungkinkan perencana tata kota mewujudkan kota yang dinamis dan cerdas," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com