Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Penghentian Ekspor Rotan

Kompas.com - 29/11/2011, 12:43 WIB
Stefanus Osa Triyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Gabungan Perusahaan Eksportir Indonesia Mustafa Kemal menegaskan, rencana penghentian ekspor rotan sama dengan penjajahan ekonomi ekonomi rakyat (petani rotan) demi sekelompok orang tertentu. Mencabut hak hidup rakyat banyak.

"Maka itu, kami menyesalkan dan menolak rancana stop ekspor rotan," kata Mustafa di Jakarta, Selasa (29/11/2011).

Bila ini tetap diberlakukan para eksportir menolak beli rotan petani. Dan 3000 petani rotan di Pulau Siberut, Sikakap, Sipora (Mentawai korban tsunami) sekarang sudah beraksi berdemo. Menurut dia, mereka akan berdemo secara besar-besaran di Jakarta,  bila tetap ekspor ini distop. Mereka itu hanya makan dari rotan.

"Membuka pintu penyelundupan. Siapa yang bisa menjamin bahwa tidak ada penyelundupan bila ekspor rotan ditutup. Karena itu, kami mengirim surat ke Presiden SBY 10 November melalui surat No.054/K/Asmd-SB/XI/2011, agar ekspor tidak ditutup," ujarnya.

Mustafa menjelaskan, produksi rotan hutan lestari sekitar 450.000 ton. Sejak tahun 2005 hanya 36.000 ton yang boleh diekspor dari produksi hutan lestari, misalnya rotan kulit, hati dan rotan poles, tapi harus memasok 70 pasokan bahan baku dalam negeri.

Sementara itu Ketua DPD GPEI Sumatera Barat Djaswir Luwis mengatakan, penghentian ekspor ini akan banyak mudaratnya dari mampaatnya. Pelaku industri yang dibela itu hanya segelintir industri.

"Pemerintah harus hati- hati. Kita belum siap, mengembangkan industri. Infrastruktur, jalan, pelabuhan semua masih amburadul," kata Djaswir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com