Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Depok, Rumah Murah Semakin Minggir....

Kompas.com - 17/11/2011, 15:27 WIB

DEPOK, KOMPAS.com - Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Kota Depok, Wing Iskandar, mengatakan, sulit untuk membangun rumah sederhana karena terkendala harga tanah yang tinggi. Depok pun mulai diserbu apartemen.

Wing mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir ini harga tanah terus melonjak, sehingga menyulitkan pembangun rumah murah. Saat ini, lanjut dia, harga rumah di Depok dengan ukuran standar 36/72 sudah mencapai angka di atas Rp 200 juta.

"Sekarang rumah murah banyak dibangun di daerah perbatasan Depok dengan Bogor, seperti Citayam, Bojonggede dan Cilebut," katanya di Depok, Rabu (16/11/2011) kemarin.

Di ketiga daerah tersebut, katanya, harga tanah masih relatif murah. Alhasil, masih dimungkinkan membangun rumah murah yang harganya terjangkau masyarakat umum.

"Saat ini yang booming adalah rumah dengan harga di bawah Rp 100 juta," ujarnya.

Sebaliknya, kata Wing, untuk rumah di atas harga Rp 200 juta sangat sulit. Tahun ini, rata-rata dalam sebulan hanya terjual dua hingga tiga unit, padahal tahun sebelumnya bisa mencapai 10 unit per bulan. Lebih lanjut Wing mengatakan, perkembangan properti di Kota Depok saat ini mengarah ke pembangunan apartemen atau pun rusunawa.

"Ini untuk menyiasati harga tanah yang mahal," ujarnya.

Ia mengakui, harga rumah di Kota Depok sangat tinggi dibandingkan harga rumah di daerah Bekasi atau pun Tangerang. Hal itu disebabkan karena udaranya masih lebih sejuk dan kondisi airnya masih sangat bagus. Untuk itu ia berharap, agar bisnis properti di Kota Depok terus bergairah, pemerintah mestinya menurunkan suku bunga KPR yang saat ini rata-rata 13,5 persen.

"Idealnya memang di bawan 10 persen," harapnya.

Izin perumahan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com